Seri Hadis Keutamaan Imam Ali dan Ahlulbait as. (V)

Siapa Yang Ingin Masuk Surga Hendakknya Mengikuti Ali dan Para Imam Suci Dari Ahlulbait as. (5)

  • Hadis Ammar ibn Yâsir ra.

Hadis lain yang juga menegaskan kawajiban mengikuti Ahlulbait as. sebagai jaminan keselamatan dunia-akhirat adalah hadis riwayat sahabat mulia Ammar ibn Yâsir –semoga Allah meridhai dan merahmatinya-.

Ammar berkata, Rasululllah saw. bersabda:

أوصي من آمن بي وصدقني بولاية علي بن أبي طالب ، فمن تولاه فد تولاني ، ومن تولاني فقد تولى الله ، ومن أحبه فقد أحبني ، ومن احبني فقد أحب الله ، ومن أبغضه فقد أبغضني ، ومن أبغضني فقد أبغض الله عز وجل.

“Aku berpasan kepada semua orang yang beriman kepadaku dan mempercayaiku agar ia menerima Wilâyah Ali ibn Abi Thalib. Siapa yang menerima Wilâyahnya berarti ia berWilâyah kepadaku, dan siapa yang berWilâyah kepadaku berarti ia berWilâyah kepada Allah. Siapa yang mencintainya berarti ia mencintaku dan yang mencintaku berarti ia mencintai Allah. Dan siapa yang membencinya berarti ia membenciku dan yang membenciku berarti ia membenci Allah –Azza wa Jallâ-.”

Sumber Hadis:

Hadis di ataas telah diriwayatkan ole hath Thabarâni dalam Mu’jam Kabir-nya, Ibnu ‘Asâkir dalam Tarikh Damasqus-nya. Hadis ini dapat Anda jumpai dalam Kanzul ‘Ummâl,11/610 hadis no.32953.

Status Hadis:

Hadis ini adalah shahih berdasarkan kaidah yang diberlakukan para ulama Ahlusunnah sendiri.

  • Hadis Riwayat ath Thabarâni

Adapun hadis ath Thabarâni telah disebutkan oleh al Haitsami dalam Majma’ az Zawâid-nya, dan setelahnya ia berkata: “Ath Thabarâni meriwayatkannya dengan dua jalur/sanad, aku mengira di daklamnya terdapat para parawi lemah akan tetapi mereka telah ditsiqahkan.”[1]

Saya berkata:

Dalam ucapan al haitsami di atas terdapat beberapa poin yang perlu dipertegas:

A)    Ath Thabarâni meriwayatkan hadis ini dengan dua jalur/sanad.

B)    Ath Thabarâni tidak mencacat sedikit pun keduanya.

C)    Para perawi dalam kedua sanad hadis tersebut telah ditsiqahkan. Jadi pernyataannya ini sudah cukup bagi kita sehingga tidak perlu membuang waktu untuk meneleti dugaannya yang ia lontarkan dengan tanpa kepalstian: aku mengira!.

Hadis Riwayat Ibnu ‘Asâkir

Hadis riwayat Ibnu ‘Asâkir juga telah diriwayatkan dengan dua jalur/sanad, dan  perlu kita ketahui bahwa:

A)                Pada keduanya terdapat nama-nama tokoh besar Ahli Hadis/huffâdz.

B)                Ibnu ‘Asâkir tidak mencacat keduanya sedikit pun.

Jadi sudah cukup kesaksian al Haitsami, diamnya Ibnu ‘Asâkir dan al Huttaqi al Hindi, sebab jika ada yang perlu dicacat pastilah mereka menerangkannya. Lebih dari itu, al Hafidz Abu Abdillah al Kinji asy Syafi’i telah meriwayatkannya dalam kitab Kifâyah ath Thâlib-nya dan berkata, “Ini adaalah hadis yang tinggi sanad, baik daan masyhur dengan sanadnya di kalangan Ahli Hadis.”[2]

  • Hadis Lain Dari Riwayat Ammar ibn Yâsir ra.

Selain riwayat Ammar ibn Yasir di atas, ada hadis lain juga dari riwayat Ammar ibn Yâsir juga.

Rasulullah saw. bersabda:

اللهم من آمن بي وصدقني ، فليتول عليّ ابن أبي طالب ، فإن ولايته ولايتي ، وولايتي ولاية الله تعالى.

“siapa yang beriman kepadaku dam mempercayaiaku hendaknya ia berWilâyah kepada Ali ibn Abi Thalib. Karena Wilâyahnya adalah Wilâyahku dan Wilâyahku adalah Wilâyah Allah –Ta’alâ-.”

Sumber Hadis:

Hadis ini telah diriwayatkan oleh ath Thabarâni dalam Mu’jam Kabîr-nya dengan sanad: dari Muhammad ibn Abi Abuidah ibn Muhammad ibn Ammar ibn Yasir dari ayahnya dari kakeknya dari Ammâr, Ibnu ‘Asâkir dalam Tarikh Damasqus-nya melalui jalur ath Thabarani. Dan Anda dapat jumpai hadis ini dalam KanzulUmmâl,11/611 hadis no.32958.

Status Hadis:

Ibnu ‘Asâkir –seperti saya katakan- meriwayatkan hadis ini dari jalur ath Thabarani dan kemudian ia meriwayatkannya dengan dua jalur lain.[3]

(Selesai)


[1] Majma’ az Zawâid,9/109.

[2] Kifâyah ath Thâlib Fi Manâqib Ali ibn Abi Thalib:74.

[3] Tarikh Damasqus ketika menyebut sejarah hidup Imam Ali as.,2/91-92 hadis no.592-593.

20 Tanggapan

  1. cocok mi itu bos

  2. hadis palsu malah dibanggakan… dasar syi’ah tidak punya isnad.. bisanya hanya mengutip hadis Ahlu Sunnah!
    Dasar miskin hadis!!!!
    Hadis itu jelas palsu sebab surga itu hanya milik Allah dan diberikan dan hanya diperuntukkan bagi yang taat kepada Allah dan Rasul-nya dan mencintai para sahabat Nabi saw.

    • Anda ini gimana, sebagai orang sunni saya terima hadits tsb karena mengutip hadits jalur ulama sunni. Justru kalau pakai hadits jalur ahlul baits kamu malah anggap bohong, sya sbg sunni mersa salut dengan kaum syiah yg meangkat kemulyaan Islam oleh Iran, dibandingkan saudi, qatar dan kuwait menjadi sekutu musuh ALLAH! amerika dn israel. Saya heran kita yg sunni kok membela shahabat muawwiyak penghinat dibandingkan ali yg jelas punya kemulyaan beserta keturunannya.

      • Yang menyedihkan, kini Hamas pun ikut menjadi budak Amerka dan israil, selain Yordan, padahal banyak pihah berharap Hamas bakl memperjuangkan nasih rakyat palestina secara lebih berani daripada PLO dulu…

  3. Buat:
    syiahtobatnasuhah, di/pada Mei 13, 2010 pada 4:25

    Mas setau saya nggak ada syi’ah yang tobat trus masuk sunni lagi (balik kucing)… yang ada justru ulama, pemikir sunni dan banyak orang baik jiwanya dari mereka yang memeluk mazhab Syi’ah setelah jelas bagi mereka petunjuk Allah dan kebenaran…. jadi nama kamu ganti aja!
    Mas, apa buktinya kalau hadis itu palsu?
    Apa buktinya kalau Syi’ah tidak punya isnad?
    Apa kamu tidak baca buku-buku hadis Syi’ah?
    Saya hanya kasian lihat orang jahil seperti kamu tapi angkuh dari belajar….
    Mas dahulu saya ini Sunni, dari keluarga Irsyadi, tapi alhamdulillah, saya tidak fanatik.. jadi Allah beri saya hidayah menemukan kebenaran dalam ajarannya Ahlul Bait As,

    • Itu orang jahil murokab bos, plus sombong, jadi susah diajak ngomong, dan klo dilihat, dan pengalaman langsung, rata-rata kaum nasibi yang seperti itu.

  4. Kebenaran klaim2 Syiah justru didukung oleh hadis2 sahih Ahlusunnah, tapi SANGAT MENYEDIHKAN klaim2 Ahlusunnah tdk didukung oleh hadis2 sahihnya sendiri. Memang kalo udh ketahuan mazhab anda itu PALSU mau dibawa kemana tetap aja palsu. Org2 menerima mazhab sunni itu karena terpaksa bukan atas dasar kebenaran.

  5. […] Ibnu ‘Asâkir –seperti saya katakan- meriwayatkan hadis ini dari jalur ath Thabarani dan kemudian ia meriwayatkannya dengan dua jalur lain.[3] […]

  6. POHON TERKUTUK

    Jalalludin al Suyuthi dalam karyanya AL DURR al-MANTSUR dan Fakkhrurrazi lewat karyanya al-TAFSIR al-KABIR : Meriwayatkan dari Ibnu Abbas, diceritakan Rasulullah saww memimpikan Bani umayyah yang hendak menyerang mimbar Nabi saww dengan serangan kejam, bagaikan monyet yang sedang menyerang manusia. Hal itu cukuplah merisaukan Nabi saww hingga… See Moreturunlah ayat “Dan kami tidak menjadikan mimpi yang telah kami perlihatkan kepadamu melainkan sebagai ujian bagi manusia dan demikian pula POHON KAYU YANG TERKUTUK dalam Al-Qur’an. Dan kami menakut-nnakuti mereka tetapi yang demikian itu hanyalah menambah kedurhakaan mereka ” (QS. al-ISRAA’ (17): 60).

    Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa POHON TERKUTUK/TERLAKNAT itu tidak lain adalah : ABU SYOFYAN; MUAWIYYAH; YAZID; MARWAN. kalangan ahli tafsir telah menyebut bahwa Pohon kayu terkutuk itu adalah : Bani Umayah diantaranya : al Thabari, al qurthubi, al Naisaburi, al Suyuthi. al syaukani. al Alusi, Ibnu hatim, al Khatib Baghdadi, Ibnu mardawaih al hakim al Muqrizi dan al Baihaqi (semuanya menukil dari Ibnu Abbas)

    bahwa ulama ahlu sunnah sendiri seperti penulis Tafsir al Durr al mantsur 4:191. al sirah al Halabiyyah 1 :337, Tafsir Fath al Qadir 3:231, Tafsir al Alusi 15;107, Tafsir al Qurthubi 10:187. menjelaskan tentang al syajarah al mal’unah ini

  7. Apa yg diuraikan tulisan di atas, mengingatkan saya pada sejarah kaum Yahudi dengan kaum Nasrani, dimana kedua kelompok ini, saling klaim tentang keberadaan Nabi Ibrahim As. Kaum Yahudi mengklaim, bahwa Nabi Ibrahim As. itu adalah termasuk ke dalam golongan Yahudi, lalu yang kaum Nasraninya juga mengklaim bahwa Nabi Ibrahim itu adalah golongannya, kaum Nasrani.

    Dengan adanya perseteruan kedua belah pihak tersebut, maka datanglah Al Quran, lalu Allah SWT berfirman: “Ibrahim bukan Yahudi dan bukan (pula) Nasrani,………(QS. 3:67)

    Begitu juga halnya dengan masalah keberadaan ‘ahlul bait’, disatu pihak ada kaum yang mengklaim bahwa merekalah yang satu-satunya berhak ‘mewarisi’ mahkota atau tahta keturunan ‘ahlul bait’. Ee pihak kaum yang satunya juga tak mau kalah bahwa merekalah yang pihak pewaris tahta keturunan ‘ahlul bait’. Dalil kedua pihak ini, sama-sama merujuk pada peran dan keberadaan dari Bunda Fatimah, anak Saidina Muhammad SAW bin Abdullah, sebagai ‘ahlul bait’ yang sesungguhnya dan sering dianggap oleh sebagian besar umat Muslim sebagai pewaris ‘keturunan nabi atau rasul’.

    Jika kita merujuk pada Al Quran, yakni S. 11:73, 28:12 dan 33:33 maka Bunda Fatimah ini tinggal ‘satu-satu’-nya dari beberapa saudara kandungnya. Benar, jika beliau inilah, salah satu pewaris dari tahta ahlul bait. Sementara saudara kandungnya yang lainnya, tidak ada yang hidup dan berkeluarga yang berumur panjang.

    Begitu juga, terhadap saudara kandung Saidina Muhammad SAW juga berhak sebagai ‘ahlul bait’, tapi sayang saudara kandungnya juga tidak ada karena beliau adalah ‘anak tunggal’. Apalagi kedua orangtua Saidina Muhammad SAW, yang juga berhak sebagai ‘ahlul bait’, tetapi sayangnya kedua orangtuanya ini tak ada yang hidup sampai pada pengangkatan Saidina Muhammad SAW bin Abdullah sebagai nabi dan rasul Allah SWT.

    Kembali ke masalah Bunda Fatimah, karena tinggal satu-satunya sebagai pewaris tahta ‘ahlul bait’, maka timbullah masalah baru, bagaimana pula status dari anak-anak dari Bunda Fatimah yang bersuamikan Saidina Ali bin Abi Thalib, keponakan dari Saidina Muhammad SAW, apakah anak-anaknya juga berhak sebagai ‘pewaris’ tahta ahlul bait?.

    Dengan meruju pada ketiga ayat di atas, maka karena Bunda Fatimah adalah berstatus sebagai ‘anak perempuan’ dari Saidina Muhammad SAW, dan dilihat dari sistim jalur nasab dengan dalil QS. 33:4-5, maka perempuan tidak mempunyai kewenangan untuk menurunkan nasabnya. Kewenangan menurunkan nasab tetap saja pada kaum ‘laki-laki’, kecuali terhadap Nabi Isa As. yang bernasab pada bundanya, Maryam.

    Dari uraian tersebut di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa menurut konsep Al Quran, bahwa kita tidak mengenal sistim pewaris nasab dari pihak perempuan, artinya sistim nasab tetap dari jalur laki-laki. Otomatis Bunda Fatimah walaupun beliau adalah ‘ahlul bait’, tidak bisa menurunkan nasabnya pada anak-anaknya dengan Saidina Ali bin Abi Thalib. Anak-anak dari Bunda Fatimah dengan Saidina Ali, ya tetap saja bernasab pada nasab Saidina Ali saja.

    Kesimpulan akhir, bahwa tidak ada pewaris tahta atau mahkota dari AHLUL BAIT, mahkota ini hanya sampai pada Bunda Fatimah anak kandung dari Saidina Muhammad SAW. Karena itu, kepada para pihak yang memperebutkan mahkota ahlul bait ini kembali menyelesaikan perselisihan fahamnya. Inilah mukjizat dari Allah SWT kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW, sehingga tidak ada pihak hamba-Nya, manusia yang mempunyai status istimewa dihadapan Allah SWT, selain hamba pilihan-Nya, nabi, rasul dan hamba-Nya yang takwa, muttaqin.

    semoga Allah SWT mengampuni saya

  8. Apa yg diuraikan tulisan di atas, mengingatkan saya pada sejarah kaum Yahudi dengan kaum Nasrani, dimana kedua kelompok ini, saling klaim tentang keberadaan Nabi Ibrahim As. Kaum Yahudi mengklaim, bahwa Nabi Ibrahim As. itu adalah termasuk ke dalam golongan Yahudi, lalu yang kaum Nasraninya juga mengklaim bahwa Nabi Ibrahim itu adalah golongannya, kaum Nasrani.

    Dengan adanya perseteruan kedua belah pihak tersebut, maka datanglah Al Quran, lalu Allah SWT berfirman: “Ibrahim bukan Yahudi dan bukan (pula) Nasrani,………(QS. 3:67)

    Begitu juga halnya dengan masalah keberadaan ‘ahlul bait’, disatu pihak ada kaum yang mengklaim bahwa merekalah yang satu-satunya berhak ‘mewarisi’ mahkota atau tahta keturunan ‘ahlul bait’. Ee pihak kaum yang satunya juga tak mau kalah bahwa merekalah yang pihak pewaris tahta keturunan ‘ahlul bait’. Dalil kedua pihak ini, sama-sama merujuk pada peran dan keberadaan dari Bunda Fatimah, anak Saidina Muhammad SAW bin Abdullah, sebagai ‘ahlul bait’ yang sesungguhnya dan sering dianggap oleh sebagian besar umat Muslim sebagai pewaris ‘keturunan nabi atau rasul’.

    Jika kita merujuk pada Al Quran, yakni S. 11:73, 28:12 dan 33:33 maka Bunda Fatimah ini tinggal ‘satu-satu’-nya dari beberapa saudara kandungnya. Benar, jika beliau inilah, salah satu pewaris dari tahta ahlul bait. Sementara saudara kandungnya yang lainnya, tidak ada yang hidup dan berkeluarga yang berumur panjang.

    Begitu juga, terhadap saudara kandung Saidina Muhammad SAW juga berhak sebagai ‘ahlul bait’, tapi sayang saudara kandungnya juga tidak ada karena beliau adalah ‘anak tunggal’. Apalagi kedua orangtua Saidina Muhammad SAW, yang juga berhak sebagai ‘ahlul bait’, tetapi sayangnya kedua orangtuanya ini tak ada yang hidup sampai pada pengangkatan Saidina Muhammad SAW bin Abdullah sebagai nabi dan rasul Allah SWT.

    Kembali ke masalah Bunda Fatimah, karena tinggal satu-satunya sebagai pewaris tahta ‘ahlul bait’, maka timbullah masalah baru, bagaimana pula status dari anak-anak dari Bunda Fatimah yang bersuamikan Saidina Ali bin Abi Thalib, keponakan dari Saidina Muhammad SAW, apakah anak-anaknya juga berhak sebagai ‘pewaris’ tahta ahlul bait?.

    Dengan meruju pada ketiga ayat di atas, maka karena Bunda Fatimah adalah berstatus sebagai ‘anak perempuan’ dari Saidina Muhammad SAW, dan dilihat dari sistim jalur nasab dengan dalil QS. 33:4-5, maka perempuan tidak mempunyai kewenangan untuk menurunkan nasabnya. Kewenangan menurunkan nasab tetap saja pada kaum ‘laki-laki’, kecuali terhadap Nabi Isa As. yang bernasab pada bundanya, Maryam.

    Dari uraian tersebut di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa menurut konsep Al Quran, bahwa kita tidak mengenal sistim pewaris nasab dari pihak perempuan, artinya sistim nasab tetap dari jalur laki-laki. Otomatis Bunda Fatimah walaupun beliau adalah ‘ahlul bait’, tidak bisa menurunkan nasabnya pada anak-anaknya dengan Saidina Ali bin Abi Thalib. Anak-anak dari Bunda Fatimah dengan Saidina Ali, ya tetap saja bernasab pada nasab Saidina Ali saja.

    Kesimpulan akhir, bahwa tidak ada pewaris tahta atau mahkota dari AHLUL BAIT, mahkota ini hanya sampai pada Bunda Fatimah anak kandung dari Saidina Muhammad SAW. Karena itu, kepada para pihak yang memperebutkan mahkota ahlul bait ini kembali menyelesaikan perselisihan fahamnya. Inilah mukjizat dari Allah SWT kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW, sehingga tidak ada pihak hamba-Nya, manusia yang mempunyai status istimewa dihadapan Allah SWT, selain hamba pilihan-Nya, nabi, rasul dan hamba-Nya yang takwa, muttaqin.

    semoga Allah SWT mengampuni saya.

    • WKWKWKWKWWKWKWKWK MAS…MAS lucu banget sich kamu……. and semuanya yang komen tentang tidak adanya penerus ahlul bait……. wkwkwkww aku sangat sedih melihat kamu masssss.
      mas saran nih yah…. kalo baru tau hadist seupil jangan banyak komen dah apalagi menjudge bahwa AHLUL BAIT TIDAK ADA…..wkwkwwkwk. aku ngomong kasar begini seperti kamu juga yang ngomong kasar ama AHLUL BAIT seharusnya kamu tau diri…. ngaca BOS….HALAH..HALAH… DUH..DUH

    • Mas, numpang saran nie, kloo mau nulis suatuu paparan, pertama: efiniisksan dulu apa itu ahlul bait? (secara bahasa dan syar’i); kedua nash pendukung kedunya, ketiga paparan/pendapat ulama yang berkompeten, keempat kesimpulan…. jadi jangan asal mehyimpulkan begitu rancu nanti, agama ini milik Allah Swt, lha jubirnya itu yang Rasulallah, jadi yang menentukan ahlulbait tidaknya Rasul, bukan ente

  9. waduh kalo diliat tanggal ngepostnya orang tuh tiap 1 bulan yak aih jadi lama nih liat balasannya….xixixxi
    MAS BUKA MATA YANG LEBAR liat di sekitarmu, jangan2 tetanggamu ada yang AHLUL BAIT juga.. denger nih mas agama mu yang kamu anut sekarang tuh siapa yang bawa???? kalo bukan AHLUL BAIT juga yang BAWA KE INDONESIA. kamu kira islam di indonesia tiba ada gitu( kayak sulapan aja). siapa lagi yang peduli dengan ISLAM selain AHLUL BAIT..apa?? mau bilang kamu peduli islam???? halo?? dan kalo dirunut lagi hal2 yang besar apapun itu tidak terlepas dari AHUL BAIT.. wkwkwk ndak pecya lagi mas??? dan itu semua sudah tertulis di alquran…dan tidak akan kuciptakan alam semesta ini bila bukan karena Muhammad SAW. nah loh coba tuh kira2 pa tuh maksudnya.. sedangkan Nabi Muhammad SAW telah meninnggal so untuk siapa lagi kalo bukan untuk Muhammad SAW yaitu keturunannya yaitu AHLUL BAIT. AND 1 LAGI Nabi Muhammad SAW adalah Wal awalin dan WaL aKHIRIN YAITU YANG AWAL DAN YANG AKHIR.apa? kamu mau bilang dia nabi penutup…haihhhhh makanya mas belajar yang banyak yah jangan asal ceplas-ceplos saenake udele sampean…aku tunggu mas kalo udah belajar yah….oia jangan belajar di indonesia aja kurang tuh…TAPI kalo km belajar ISLAM ndak sampe umur mas.. beneran itu karena banyak banget yang musti dipelajari….DAN YANG PALING PENTING UJUNG DARI ILMU ISLAM ITU ADALAH MUHAMMAD DAN KETURUNANNYA YAITU AHLUL BAIT…….WEW banyak juga komen ana padahal baru 1 kali komen……aku tunggu yah tapi ndak pake marah yah wkwkwkwkw

  10. kayaknya komenku ndak beraturan yah penulisannya…xiixix ndak apalah…..
    yang sampean lu semua mau baca n berubah yaitu mencari hidayah karena hidayah tidak akan ada bilakamu tidak mencari…apakah hidayah itu..hidayah itu adalah ilmu sobat

  11. hidup Syiah………..

  12. HIDUP SEMUA UMAT YANG KOMIT pADA ALQURAN ! ASSUNNAH DAN PARA PENERUSNYA

  13. […] Seri Hadis Keutamaan Imam Ali dan Ahlulbait as. (V) Siapa Yang Ingin Masuk Surga Hendakknya Mengikuti Ali dan Para Imam Suci Dari Ahlulbait as. (5) […]

Tinggalkan Balasan ke abi tmal Batalkan balasan