Andai Aku Seorang Salafy Pasti Ku Protes Imam Bukhari, Karena Ia Menghina Sahabat Idolaku!!

Sayyiduna Abu Bakar & Sayyiduna Umar Membuat Keributan dan Kegaduhan Di Hadapan Rasulullah saw. Sehingga Allah Menegur Mereka!

Andai aku seorang Sunni sejati pasti aku akan protes Imam Bukhari yang membongkar data pristiwa yang dapat mengindikasikan keburukan akhlak idolaku; Abu Bakar dan Umar!

Dengan meriwayatkan data-data rahasia itu, berarti Bukahri telah membongkar sikap kurang hormat dan membuat kegaduhan dan keributan di hadapan Nabi mulia saw. dengan mengangkat suara bersengketa dan saling menghujat… sementara mereka berdua sedang berada di sisi Rasul utusan Allah.. manusia termulia… yang wajib atas setiap Muslim untuk menghormatinya!

Mungkin karena berita tentang pristiwa itu adalah pasti dan sudah sedemikian masyhur sehingga Imam Bukhari pun tak kuasa merahasiakannya!

Perhatikan riwayat Imam Bukahri dii bawah ini:

Hadis Pertama:


حَدَّثَنِي ‏ ‏إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ ‏ ‏أَنَّ ‏ ‏ابْنَ جُرَيْجٍ ‏ ‏أَخْبَرَهُمْ عَنْ ‏ ‏ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ ‏ ‏أَنَّ ‏ ‏عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ ‏ ‏أَخْبَرَهُمْ ‏أَنَّهُ ‏ ‏قَدِمَ رَكْبٌ مِنْ ‏ ‏بَنِي تَمِيمٍ ‏ ‏عَلَى النَّبِيِّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏فَقَالَ ‏ ‏أَبُو بَكْرٍ ‏ ‏أَمِّرْ ‏ ‏الْقَعْقَاعَ بْنَ مَعْبَدِ بْنِ زُرَارَةَ ‏ ‏قَالَ ‏ ‏عُمَرُ ‏ ‏بَلْ أَمِّرْ ‏ ‏الْأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ ‏ ‏قَالَ ‏ ‏أَبُو بَكْرٍ ‏ ‏مَا أَرَدْتَ إِلَّا خِلَافِي قَالَ ‏ ‏عُمَرُ ‏ ‏مَا أَرَدْتُ خِلَافَكَ ‏ ‏فَتَمَارَيَا ‏ ‏حَتَّى ارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُهُمَا فَنَزَلَ فِي ذَلِكَ ‏{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا ….} حَتَّى انْقَضَتْ ‏

Ibrahim ibn Musa menyampaikan hadis kepada kami….. dari Ibnu Abi Mulaikah: “Sesungguhnya Abdullah ibn Zubair mengabarkan kepada mereka bahwa delegasi suku Bani Tamîm datang menemui Nabi saw.,[1] lalu Abu Bakar berkata, ‘(Wahai Nabi) angkatlah Qa’qâ’ ibn Ma’bad ibn Zurârah sebagai amir.’ Umar berkata, ‘(Wahai Nabi), jangan tetapi angkatlah Aqra’ ibn Hâbis sebagai amir.’ Abu Bakar berkata, ‘Engkau tidak bermaksud melainkan menyengaja menyalahiku.’ Umar berkata. ‘Tidak! Aku tidak bermaksud menyalahimu.’

Maka keduanya rebut sampai suara mereka meninggi. Maka turunlah ayat:

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَ رَسُولِهِ وَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَميعٌ عَليمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS al Hujurat:1)

.

Hadis Kedua:

Dalam riwayat lain disebutkan pristiwa yang sama hanya saja dikatakan bahwa ayat teguran atas sikap mereka berdua yang Allah turunkan adalah ayat 2-3 surah al Hujurat:

حَدَّثَنَا ‏ ‏مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ ‏ ‏أَخْبَرَنَا ‏ ‏وَكِيعٌ ‏ ‏أَخْبَرَنَا ‏ ‏نَافِعُ بْنُ عُمَرَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ ‏ ‏قَالَ: كَادَ الْخَيِّرَانِ أَنْ يَهْلِكَا ‏أَبُو بَكْرٍ ‏ ‏وَعُمَرُ ‏لَمَّا قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏وَفْدُ ‏‏بَنِي تَمِيمٍ ‏ ‏أَشَارَ أَحَدُهُمَا ‏ ‏بِالْأَقْرَعِ بْنِ حَابِسٍ التَّمِيمِيِّ الْحَنْظَلِيِّ أَخِي ‏ ‏بَنِي مُجَاشِعٍ ‏ ‏وَأَشَارَ الْآخَرُ بِغَيْرِهِ فَقَالَ ‏ ‏أَبُو بَكْرٍ ‏ ‏لِعُمَرَ ‏إِنَّمَا أَرَدْتَ خِلَافِي فَقَالَ ‏‏عُمَرُ ‏ ‏مَا أَرَدْتُ خِلَافَكَ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُهُمَا عِنْدَ النَّبِيِّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏فَنَزَلَتْ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ ‏ ‏إِلَى قَوْلِهِ ‏ ‏عَظِيمٌ }

“Muhammad ibn Muqâtil mengabarkan kepada kami …. Dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkta, “Dua orang baik itu; Abu Bakar dan Umar nyaris celaka. Ketika datang kepada Nabi saw. delegasi bani Tamim, seorang dari keduanya (Abu Bakar dan Umar) mengusulkan agar Aqra’ ibn Hâbis at Tamimi al Handzali diangkat sebagai amir. Sedangkan yng lain mengusulkan agar yang lainnya saja diangkat sebagai amir. Maka Abu bakar berkata kepada Umar, ‘Engkau tidak bermaksud melainkan menyalahiku.’ Umar berkata, ‘Aku tidak bermaksud menyalahimu.’

Maka suara keduanya terangkat keras di sisi Nabi saw. lalu turunlah ayat:

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْواتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَ لا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمالُكُمْ وَ أَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.(QS al Hujurat:2)

يَغُضُّونَ أَصْواتَهُمْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ أُولئِكَ الَّذينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوى‏ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَ أَجْرٌ عَظيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS al Hujurat2-3)

قَالَ ‏ ‏ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ ‏ ‏قَالَ ‏ ‏ابْنُ الزُّبَيْرِ ‏ ‏فَكَانَ ‏ ‏عُمَرُ ‏ ‏بَعْدُ وَلَمْ يَذْكُرْ ذَلِكَ عَنْ أَبِيهِ ‏ ‏يَعْنِي ‏ ‏أَبَا بَكْرٍ ‏ ‏إِذَا حَدَّثَ النَّبِيَّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏بِحَدِيثٍ حَدَّثَهُ كَأَخِي السِّرَارِ لَمْ يُسْمِعْهُ حَتَّى يَسْتَفْهِمَهُ ‏

Abu Mulaikah berkata, “Ibnu Zubair berkata, ‘Dan adalah Umar setelah itu (di sini ia tidak menyebut tentang ayahnya yaitu Abu bakar)  jika berbicara kepada Nabi saw. dengan sebuah pembicaraan selalu dengan suara seperti bisik-bisik. Nabi tidak mendengarnya sehingga beliau menanyakan apa yang ia bicarakan.”

Hadis Ketiga:


حدثنا ‏ ‏يسرة بن صفوان بن جميل اللخمي ‏ ‏حدثنا ‏ ‏نافع بن عمر ‏ ‏عن ‏ ‏ابن أبي مليكة ‏ ‏قال ‏ ‏كاد الخيران أن ‏ ‏يهلكا ‏ ‏أبو بكر ‏ ‏وعمر ‏ ‏رضي الله عنهما ‏ ‏رفعا أصواتهما عند النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏حين قدم عليه ‏ ‏ركب ‏ ‏بني تميم ‏ ‏فأشار أحدهما ‏ ‏بالأقرع بن حابس ‏ ‏أخي ‏ ‏بني مجاشع ‏ ‏وأشار الآخر برجل آخر قال ‏ ‏نافع ‏ ‏لا أحفظ اسمه فقال ‏ ‏أبو بكر ‏ ‏لعمر ‏ ‏ما أردت إلا خلافي قال ما أردت خلافك فارتفعت أصواتهما في ذلك فأنزل الله ‏: يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْواتَكُمْ . الآية

‏‏قال ‏ ‏ابن الزبير ‏ ‏فما كان ‏ ‏عمر ‏ ‏يسمع رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بعد هذه الآية حتى يستفهمه ولم يذكر ذلك عن أبيه ‏ ‏يعني ‏ ‏أبا بكر ‏

.

Para Ulama Sepakat Menyebut Ayat Itu Turun Terkait Dengan Aksi Abu Bakar dan Umar

Mengingat Imam Bukhari dan para ahli hadis ternama lainnya telah meriwayatkan sebab nuzulnya ayat-atat di atas terkait dengan aksi Abu Bakar dan Umar di hadapan Nabi saw. maka para ulama dan ahli tafsir sepakat bahwa ayat-ayat di atas memang berhubungan dengan mereka berdua.

.

Di antaranya Ibnu Katsir berkata:


وَقَدْ رُوِيَ أَنَّهَا نَزَلَتْ فِي الشَّيْخَيْنِ أَبِي بَكْر وَعُمَر رَضِيَ اللَّه عَنْهُمَا

Dan telah diriwayatkan bahwa ayat ini turun terkait dengan Syaikhain; Abu Bakar dan Umar ra.”

Setelahnya ia menyebutkan beberapa riwayat dari Imam Bukhari dan para muhaddis lainnya.

Al Qurthubi juga menagaskan hal sama, ketika sampai pada ayat ini, ia lengsung menyebutkan riwayat-riwayat Imam Bukhari yang menegaskan bahwa ia turun untuk Abu bakar dan Umar!

.

Adab Yang Allah SWT Wajibkan atas kaum Muslimin terhadap Nabi saw.

Dalam banyak ayat Al Qur’an, Allah telah menetapkan adab dan tata krama yang harus diindhkan oleh setiap Muslim di hadapan Nabi saw, dan terhadap Nabi saw.!

Tentang ayat-ayat di atas Ibnu Katsir –seorang mufassir terkenal Ahlusunnah- menerangkan:

‏هذه آيات أدب الله تعالى بها عباده المؤمنين فيما يعاملون به الرسول صلى الله عليه وسلم من التوقير والاحترام والتبجيل والإعظام فقال تبارك وتعالى” يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله ” أي لا تسرعوا في الأشياء بين يديه أي قبله بل كونوا تبعا في جميع الأمور

“Dengan ayat-ayat ini, Allah mendidik hamba-hamba-Nya yang Mukmin bagaimana cara bermu’amalah/bergaul dengan Rasulullah saw. yaitu harus dengan penghormatan, pengagungan dan pemuliaan. Allah Yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

.

Artinya “Janganlah kalian terburu dalam segala sesuatu di hadapan beliau, akan tetapi hendaknya kalian mengikuti beliau dalam segala urusan.” Maksudnya apa yang dilakukan oleh Sayyiduna Abu Bakar dan Sayyiduna Umar dengan mendahulukan pendapatnya walaupun dalam bentuk usulan adalah termasuk ketegori kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya! Karenanya, ayat ini diturunkan sebagai teguran atas sikap mereka berdua!

.

Setelahnya Ibnu Katsir menukil ketarangan dari tafsir generasi salaf yang mendukung makna di atas!

.

Al Qurthubi ketika menerangkan ayat di atas juga berkata:

قَالَ الْعُلَمَاء : كَانَ فِي الْعَرَبِيّ جَفَاء وَسُوء أَدَب فِي خِطَاب النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَلْقِيب النَّاس . فَالسُّورَة فِي الْأَمْر بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاق وَرِعَايَة الْآدَاب. وَقَرَأَ الضَّحَّاك وَيَعْقُوب الْحَضْرَمِيّ : ” لَا تَقَدَّمُوا ” بِفَتْحِ التَّاء وَالدَّال مِنْ التَّقَدُّم . الْبَاقُونَ ” تُقَدِّمُوا ” بِضَمِّ التَّاء وَكَسْر الدَّال مِنْ التَّقْدِيم . وَمَعْنَاهُمَا ظَاهِر , أَيْ لَا تُقَدِّمُوا قَوْلًا وَلَا فِعْلًا بَيْن يَدَيْ اللَّه وَقَوْل رَسُوله وَفِعْله فِيمَا سَبِيله أَنْ تَأْخُذُوهُ عَنْهُ مِنْ أَمْر الدِّين وَالدُّنْيَا . وَمَنْ قَدَّمَ قَوْله أَوْ فِعْله عَلَى الرَّسُول صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ قَدَّمَهُ عَلَى اللَّه تَعَالَى لِأَنَّ الرَّسُول صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا يَأْمُر عَنْ أَمْر اللَّه عَزَّ وَجَلَّ .

“Para ulama berkata, ‘Pada watak orang Arab terdapat kekakuan dan kurang ajar dalam berbicara kepada Nabi saw. surah ini memuat perintah untuk menjalankan akhlak mulia dan memelihara sopan santun. Dhahhak membaca ayat ini:  .  لَا تَقَدَّمُوا . sedangkan para ahli qira’at lainnya membacanya: تُقَدِّمُوا. . Makna keduanya jelas yaitu: Janganlah kalian menngedepankan ucapan atau tindakan di hadapan Allah dan di hadapaan ucapan dan tindakan Rasul-Nya dalam hal di mana kalian harus mengambilnya terkait urusan agama dan urusan dunia. Dan barang siapa mendahulukan ucapan dan tindakannya atas Rasul saw. maka ia telah mendahulukannya atas Allah. Sebab sesungguhnya Rasul saw. memerintahkan atas perintah Allah –Azza wa Jala-.“

.

Kemudian ia menyebutkan sebab turunnya ayat di atas. Ia berkata:

.

وَاخْتُلِفَ فِي سَبَب نُزُولهَا عَلَى أَقْوَال سِتَّة :

الْأَوَّل : مَا ذَكَرَهُ الْوَاحِدِيّ مِنْ حَدِيث اِبْن جُرَيْج قَالَ : حَدَّثَنِي اِبْن أَبِي مُلَيْكَة أَنَّ عَبْد اللَّه بْن الزُّبَيْر أَخْبَرَهُ أَنَّهُ قَدِمَ رَكْب مِنْ بَنِي تَمِيم عَلَى رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ أَبُو بَكْر : أَمِّرْ الْقَعْقَاع بْن مَعْبَد . وَقَالَ عُمَر : أَمِّرْ الْأَقْرَع بْن حَابِس . فَقَالَ أَبُو بَكْر : مَا أَرَدْت إِلَّا خِلَافِي . وَقَالَ عُمَر : مَا أَرَدْت خِلَافك . فَتَمَادَيَا حَتَّى اِرْتَفَعَتْ أَصْوَاتهمَا , فَنَزَلَ فِي ذَلِكَ : ” يَا أَيّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْن يَدَيْ اللَّه وَرَسُوله – إِلَى قَوْله – وَلَوْ أَنَّهُمْ صَبَرُوا حَتَّى تَخْرُج إِلَيْهِمْ ” . رَوَاهُ الْبُخَارِيّ عَنْ الْحَسَن بْن مُحَمَّد بْن الصَّبَّاح , ذَكَرَهُ الْمَهْدَوِيّ أَيْضًا .

الثَّانِي : مَا رُوِيَ أَنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَادَ أَنْ يَسْتَخْلِف عَلَى الْمَدِينَة رَجُلًا إِذَا مَضَى إِلَى خَيْبَر , فَأَشَارَ عَلَيْهِ عُمَر بِرَجُلٍ آخَر , فَنَزَلَ : ” يَا أَيّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْن يَدَيْ اللَّه وَرَسُوله ” . ذَكَرَهُ الْمَهْدَوِيّ أَيْضًا .

“Diperselisihkan tentang sebab nuzulnya ayat ini.

Pendapat pertama: Yaitu apa yang disebutkan oleh al Wâhidi … (kemudian ia menyebutkan triwayat Bukhari seperti kami sebutkan di atas.)

Pendapat kedua: Yaitu apa yang diriwayatkan bahwa Nabi saw. berniat untuk mengangkat seseorang menggantikan beliau dalam mengurus kota Madinah ketika beliau hendak pergi ke Khaibar. Maka Umar mengusulkan agar orang lain saja yang beliau tunjuk. Maka turunlah ayat:

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَ رَسُولِهِ وَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَميعٌ عَليمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS al Hujurat:1)

.

Riwayat sebab nuzul ini juga disebutkan oleh al Mahdawi.

Pristiwa itu juga telah diriwayatkan oleh at Turmudzi, sepereti dikutipi Ibnu Hajar dalam Syarah Bukharinya. Ia berkata:

.

وَوَقَعَ عِنْد التِّرْمِذِيّ مِنْ رِوَايَة مُؤَمِّل بْن إِسْمَاعِيل عَنْ نَافِع بْن عُمَر بِلَفْظِ ” إِنَّ الْأَقْرَع بْن حَابِس قَدِمَ عَلَى النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو بَكْر: يَا رَسُول اللَّه اِسْتَعْمِلْهُ عَلَى قَوْمه , فَقَالَ: عُمَر لَا تَسْتَعْمِلهُ يَا رَسُول اللَّه ” الْحَدِيث

“Dan terdapat dalam riwayat at Tumudzi dari jalur Muammal ibn Ismail dari Nâfi’ ibn Umar denagn redaksi: “Sesungguhnya Aqra’ ibn Hâbis datang menemui Nabi saw., maka Abu Bakar berkata, Wahai Rasulallah, pakailah dia untuk menjadi wakilmu atas kaumnya.’ Umar berkata, ‘jangan pakai dia wahai Rasulullah…. “ (Lalu terjadi seperti apa yang diriwayatkan dalam hadis Imam Bukhari.)

.

Ibnu Jakfari Berkata:

Dari keteragan para ulama, para mufassir dan juga pensyarah Shahih Bukari dapat dimengerti bahwa apa yang dilakukan oleh Sayyiduna Abu Bakar dan Sayyiduna Umar termasuk dalam dalam katagori: kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya! Dan juga tergolong: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.!

.

Hukum Mengangkat Suara di atas Suara Nabi saw.

Ayat tersebut di atas telah tegas-tegas menerangkan kepada kita ancaman Allah atas siapapun yang melanggar aturan dan sopan santun yang Allah SWT tetapkan dalam bermu’amalah dengan Rasul-Nya. Dalam akhir ayat tersebut Allah menegaskan ancaman-Nya itu dengan firman-Nya:

أَنْ تَحْبَطَ أَعْمالُكُمْ وَ أَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ

“… supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.

.

Tentang ancaman Allah ini, Ibnu Katsir berkata:

.

أَيْ إِنَّمَا نَهَيْنَاكُمْ عَنْ رَفْع الصَّوْت عِنْده خَشْيَة أَنْ يَغْضَب مِنْ ذَلِكَ فَيَغْضَب اللَّه تَعَالَى لِغَضَبِهِ فَيَحْبَط عَمَل مَنْ أَغْضَبَهُ وَهُوَ لَا يَدْرِي كَمَا جَاءَ فِي الصَّحِيح ” إِنَّ الرَّجُل لَيَتَكَلَّم بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَان اللَّه تَعَالَى لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يُكْتَب لَهُ بِهَا الْجَنَّة وَإِنَّ الرَّجُل لَيَتَكَلَّم بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَط اللَّه تَعَالَى لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي النَّار أَبْعَدَ مَا بَيْن السَّمَاء وَالْأَرْض “

“Yaitu sesungguhnya Kami melarang kalian yang demikian karena khawatir Rasulullah murka karenanya, maka Allah akan murka karena murka Rasul-Nya, maka amal orang yang dimurkainya akan digugurkan semantara ia tidak mengetahuinya. Seperti dalam hadis shahih, “Sesungguhnya seorang  berbicara dengan sebuah kata yang tidak dia anggap dari keridhaan Allah maka ditetapkan baginya surga. Dan sesungguhnya seorang  berbicara dengan sebuah kata yang tidak dia anggap dari kemurkaan Allah maka ia tersungkur ke dalam neraka seperti jauhnya antara langit dan bumi.”

.

Qurthubi menyebutkan bahwa:

وقيل : كان المنافقون يرفعون أصواتهم عند النبي صلى الله عليه وسلم , ليقتدي بهم ضعفة المسلمين فنهي المسلمون عن ذلك .

“Ada yang mengatakan bahwa kaum munafik mengangkat suara mereka di sisi Nabi saw. agar ditiru kaum Muslimin maka Allah melarang kaum Muslimin darinya.”

.

Inilah sekilas adab islami yang Allah wajibkan atas umat Islam untuk memperhatikannya.

.

Ibnu Jakfari:

Dalam hadis asbâb nuzûl ayat seperti disebutkan sebelumnya dikatakan bahwa setelah teguran keras itu, Umar tidak lagi berani berbicara keras.. bahkan sampai-sampai jika berbiacara kepada Nabi saw., Umar sangat memelankan suaranya seperti orang yang sedang berbisik-bisik sehingga Nabi pun tidak mengerti apa yang ia omongkan…

Benarkah klaim di atas? Atau justru data-data menunjukkan sebaliknya?

Di sini sekali lagi Bukhari mengecewakan kaum Sunni (paling tidak dalam anggapan sebagian pengamat)… Bukahri justru membongkar kembali sikap tidak hormat yang dilakoni oleh Umar dan kemudian diikuti oleh para pendukungnya… Dan ironisnya, keributan itu justru terjadi di hari-hari terakhir hidup Nabi saw. ketika beliau sedang sakit dan sebagian sahabat menjenguknya (entah diharap atau tidak kedatangan mereka itu).. Ketika Nabi saw. (manusia yang paling peduli akan kebahagian umat Islam) hendak menuliskan sepucuk surat wasiat yang akan menjamin keselamatan dan kebahagian dunia akhirat… Maka tiba-tiba menyuarakan suara lantang terlontar dari mulut Sayyiduna Umar ra. memecah kekhusyu’an dan mengagetkan nabi saw. dan para mengunjung! Umar berkata, “Cukup bagi kita Al Qur’an saja! Kami tidak perlu dengan surat wasiatmu itu!

Nabi mengigau/yahjur !

Setelah suara keras yang menghantam jiwa lembut Nabi saw. terjadilah keributan yang dipicu oleh sikap Umar… sebagian meminta agar nabi dita’ati! Sedangkan Umar Cs tetap bersikeras tidak memberikan kertas dan pena seperti yang diminta Nabi saw (yang hingga sa’at masih sah dan resmi menjadi nabi… belum dilengserkan)…

Mungkin dengan meriwayatkan hadis-hadis itu (yang tidak sedikit ia menyebutkannya) Imam Bukhari ingin menyadarkan kita bahwa anggapan yang mengatakan bahwa Umar telah berhenti berkata kasar dan membuat kegaduhan di hadapan Nabi itu adalah sebuah kepalsuan belaka!

Atau jangan-jangan Imam Bukhari itu seorang yang terpengaruh doktrin sesat Abdullah ibn Saba’ sehingga berpikiran “kesyi’ah-syi’ahan”!

Atau Wallahu A’lam apa maksudnya dengan membongkar data-data tidak menguntungkan yang seharusnya dirahasiakan atau kalau perlu dimusnahkan saja!

Untuk mengusir penasaran Anda silahkan ikuti hadis-hadis Bukhari di bawah ini:

Hadis Pertama:

.

حدثنا ‏ ‏يحيى بن سليمان ‏ ‏قال حدثني ‏ ‏ابن وهب ‏ ‏قال أخبرني ‏ ‏يونس ‏ ‏عن ‏ ‏ابن شهاب ‏ ‏عن ‏ ‏عبيد الله بن عبد الله ‏ ‏عن ‏ ‏ابن عباس ‏ ‏قال‏:‏

لما اشتد بالنبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏وجعه قال ‏ ‏ائتوني بكتاب أكتب لكم كتابا لا تضلوا بعده قال ‏ ‏عمر ‏ ‏إن النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏غلبه ‏ ‏الوجع وعندنا كتاب الله حسبنا فاختلفوا وكثر ‏ ‏اللغط ‏ ‏قال قوموا عني ولا ينبغي عندي التنازع

‏فخرج ‏ ‏ابن عباس ‏ ‏يقول ‏ ‏إن ‏ ‏الرزية ‏ ‏كل ‏ ‏الرزية ‏ ‏ما حال بين رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏وبين كتابه ‏

Dari ibnu Abbas ra., ia berkata : Ketika sakit Nabi saww. semakin parah , beliau bersabda : “Berikan kepadaku selembar kertas , aku akan tuliskan untuk kalian sebuah tulisan (pesan) yang kamu tidak akan tersesat setelahnya”. Umar berkata:”sesungghuhnya Nabi saww. telah dipengaruhi dan di kalahkan oleh sakitnya, dan kita sudah memiliki kitabullah, cukup bagi kita kitbullah”. Lalu para penjenguk berselisih dan keributanpun memuncak, (kemudian melihat yang demikian) Nabi saw. (marah dan) berkata: “Menyingkirlah kalian dariku! Tidak sepantasnya terjadi perselisihan (keributan) di hadapanku”. Maka Ibnu Abbas keluar dan berkata: Sesungguhnya bencana yang sebenar banar arti bencana ialah penghalangan antara Rasulullah saw. dan penulisan wasiat beliau.

.

Hadis Kedua:

حَدَّثَنَا ‏ ‏إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى ‏ ‏أَخْبَرَنَا ‏ ‏هِشَامٌ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏مَعْمَرٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏الزُّهْرِيِّ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏ابْنِ عَبَّاسٍ ‏ ‏قَالَ:

‏لَمَّا حُضِرَ النَّبِيُّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏قَالَ وَفِي الْبَيْتِ رِجَالٌ فِيهِمْ ‏ ‏عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ‏ ‏قَالَ ‏ ‏هَلُمَّ أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ قَالَ:‏ ‏عُمَرُ ‏ ‏إِنَّ النَّبِيَّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏غَلَبَهُ الْوَجَعُ وَعِنْدَكُمْ الْقُرْآنُ فَحَسْبُنَا كِتَابُ اللَّهِ وَاخْتَلَفَ أَهْلُ الْبَيْتِ وَاخْتَصَمُوا فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ قَرِّبُوا يَكْتُبْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ مَا قَالَ ‏ ‏عُمَرُ ‏ ‏فَلَمَّا أَكْثَرُوا اللَّغَطَ ‏ ‏وَالِاخْتِلَافَ عِنْدَ النَّبِيِّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏قَالَ قُومُوا عَنِّي

قَالَ ‏ ‏عُبَيْدُ اللَّهِ ‏ ‏فَكَانَ ‏ ‏ابْنُ عَبَّاسٍ ‏ ‏يَقُولُ إِنَّ الرَّزِيَّةَ كُلَّ الرَّزِيَّةِ مَا حَالَ بَيْنَ رَسُولِ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏وَبَيْنَ أَنْ يَكْتُبَ لَهُمْ ذَلِكَ الْكِتَابَ مِنْ اخْتِلَافِهِمْ وَلَغَطِهِمْ ‏

…. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata:

Ketika Rasulullah saw. terbaring sakit yang menghantar wafat dan ketika itu di dalam rumah ada banyak orang (penjenguk), di antara mereka adalah Umar bin Khaththab, Nabi saww. bersabda: “Berikan kepadaku (kertas), aku akan tuliskan untuk kalian sebuah wasiat yang dengannya kalian tidak akan tersesat”. Lalu (spontan) Umar berkata:  “Sesungguhnya ia telah dikuasai oleh sakitnya itu, dan kalian telah memliki Al-Qur’an, cukup bagi kita kitabullah”. Maka berselisih dan ributlah penghuni rumah (para penjenguk), di antara mereka ada yang berkata: “Berikan pada Rasulullah kertas itu agar beliau menulis wasiat yang dengannya kalian tidak akan tersesat selamanya” dan di antara mereka ada yang berkata seperti ucapan Umar.

Maka ketika mereka berselisih dan banyak berbuat keributan dan perselisihan di hadapan Nabi saw. beliau bersabda (mengusir): “Menyingkirlah kalian!”.

Ubaidullah berkata: Ibnu Abbas berkata: Bencana yang sebenar-benar bencana adalah penghalangan antara Rasulullah saw. dan penulisan wasiat untuk mereka dikarenakan keributan dan perselisihan mereka.

Sumber Bukhari Online Situs Kementrian Agama Saudi Arabia:

http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=0&Rec=10932&SearchText=%DB%E1%C8%E5+%C7%E1%E6%CC%DA&SearchType=root&SearchLevel=root&Scope=all&Offset=0

Baca juga di:

http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=0&Rec=6393&SearchText=%DB%E1%C8%E5+%C7%E1%E6%CC%DA&SearchType=root&SearchLevel=root&Scope=all&Offset=0

.

Hadis Ketiga:


حَدَّثَنَا ‏ ‏قَبِيصَةُ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏ابْنُ عُيَيْنَةَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏سُلَيْمَانَ الْأَحْوَلِ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏ابْنِ عَبَّاسٍ ‏ ‏رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ‏ ‏أَنَّهُ قَالَ: ‏يَوْمُ الْخَمِيسِ وَمَا يَوْمُ الْخَمِيسِ ثُمَّ بَكَى حَتَّى ‏ ‏خَضَبَ ‏ ‏دَمْعُهُ الْحَصْبَاءَ.

فَقَالَ اشْتَدَّ بِرَسُولِ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏وَجَعُهُ يَوْمَ الْخَمِيسِ, فَقَالَ:‏ ‏ائْتُونِي بِكِتَابٍ أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ أَبَدًا! فَتَنَازَعُوا وَلَا يَنْبَغِي عِنْدَ نَبِيٍّ تَنَازُعٌ فَقَالُوا هَجَرَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

‏قَال:َ دَعُونِي فَالَّذِي أَنَا فِيهِ خَيْرٌ مِمَّا تَدْعُونِي إِلَيْهِ

“Hari kamis! Tahukah kamu apa hari kamis itu?! kemudian ia menangis sehingga janggut beliau terbasahi oleh air mata, lalu beliau melanjutkan: Sakit Rasulullah saw. makin keras, lalu beliau bersabda:“Bawakan kepadaku selembar kertas ,aku akan menuliskan sepucuk surat wasiat, kalian tidak akan tersesat sama sekali setelahnya!”. Lalu mereka berselisih membuat keributan -dan tidaklah pantas di hadapan Nabi ada keributan-, mereka berkata: Rasulullah saw. melantur.

Nabi saw. bersabda: Tinggalkan aku, apa yang aku alami lebih baik dari apa yang kalian mengajak kepadanya.”

( Sumber Bukhari Online Situs Kementrian Agama Saudi Arabia: http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=0&Rec=4811 )

Ibnu Jakfari:

Jadi sepertinya, teman-teman Wahhabi/Salafy perlu meyakinkan umatnya bahwa hadis-hadis riwayat Imam Bukhari (dan para ulama hadis lainnya) di atas dan juga hadis-hadis lainnya yang seperti itu, perlu dipertaykanan keshahihannya … atau jika perlu, biar tidak merusak keyakinan yang sudah mapan, dikatakan palsu saja!

Atau barang kali kalian mau komentar di sini? Silahkan kami pasti akan muat dengan penuh amanat!


[1] Ibnu Hajar dalam syarah Bukhari dan para ahli sejarah lainnya mengatakan bahwa kedatangan delegasi suku Bani Tamim itu adalah pada tahun Sembilan Hijrah. Artinya di tahun-tahun terakhir kehidupan nabi saw. setelah belasan tahun Abu Bakar dan Umar memeluk agama Islam dan bersahabat dengan Nabi saw. dan mendapat banyak didikan tentang sopan santun dan akhlak karimah dalam bergaul dengan sesame manusian biasa! Apalagi dengan seorang nabi dan rasul utusan Allah SWT.

45 Tanggapan

  1. Kalau saya jadi salafy, ga bakalan marah ane sama Imam Bukhari, ente aja yg suka mengada-ada wuakakakak.

    perhatikan Ayat di atas :

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS al Hujurat:1)

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS al Hujurat:2)

    jika memang benar ayat di atas diturunkan untuk Abu Bakar dan Umar, Allah memanggil mereka sebagai orang-orang yang beriman.. hayooo.. ini adalah panggilan yang menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman, yang kayak gini mah ga bakalan diperhatiin ama Syi’ah. padahal panggilan Allah tersebut adalah bukti yg sangat kuat akan keimanan mereka.

    dan ayat tersebut sebagai bentuk tarbiyah Allah kepada hamba-Nya yang beriman. lagian kita ga pernah kok meyakini bahwa mereka adalah maksum, jadi aneh aja kalo kemudian salafy disuruh protes ke Imam Bukhari hanya karena hal itu wuakakakak.

    Cukuplah tafsir dari Ibnu Katsir di atas, terus apanya yang anda masalahkan wahai Ibnu Jakfari? apakah karena Abu Bakar & Umar melakukan kekeliruan? bukankah Imam Ali pun juga pernah melakukan kekeliruan, dan bahkan menolak perintah Nabi? ya karena mereka bukanlah maksum so wajar ajah, tapi satu hal yg pasti Allah memanggil mereka dengan orang-orang yang beriman, yang menunjukkan bahwa perbuatan mereka tersebut tidak mengurangi Iman mereka kepada Allah.

    mengenai tragedi hari kamis lihat di sini:

    TRAGEDI KAMIS KELABU? bagian 1

    o iya satu pertanyaan pada hadits yg anda kutip di atas ada tertulis :

    وَاخْتَلَفَ أَهْلُ الْبَيْتِ

    maka berselisih dan ributlah ahlul bait (dihadapan Nabi)
    bukankah syi’ah selalu ngotot kalo yang dimaksud ahlul bait itu adalah Ali, Fatimah, Hasan dan Husein?

    __________________

    Ibnu Jakfari:

    Akhi kebenaran tidak akan dapat dilihat dikeributan dan semangat untuk menang betapun dalil tidak mendukungnya.
    Apa Anda pernah membaca ayat 54 surah al An’am misalnya! Di sana Allah SWT sebutkan bahwa orang yang Allah panggil dengan: “Hai orang-orang yang beriman, Jadi khithab Allah kepada orang-orang beriman tidak berarti dengan serta merta menunjukkan kesimpulan yang Anda sampaikan!

    Masalah tragedi menyedihkan yang dialamai Nabi saw di hari kamis…. yang anda ingin katakan bahwa yang membuat keributan adalah Ahlulbait suci yang dimakshumkan Syi’ah adalah omongan lucu yang hanya mencerminkan kehajilan belaka… ma’af bukan Anda yang jahil maksud saya tetapi idola yang memunculkan asumsi seperti itu….Sebelum Anda juga sudah ada Salafi/Wahabi yang bahkan nashibi juga mengatakannya
    Tolong Anda jawab: Apakah Umar ibn Khaththab ikut dalam keributan itu tidak?
    Atau bukankah dia yang memicu semua kaributan dan menjadi pihak yang paling aktif?

    • Mas Imem…Saya punya contoh kalimat neh, kalo ada orang kentut di depan kita, terus kita bilang “Wahai orang yang berakhlaq, jangan kentut sembarangan…” Kita tahu orang itu tidak berakhlaq, hanya karena kesopanan kitalah menegur dengan seperti itu. Wa lillahi matsalul a’laa…

      Kedua, titip salam sama teman Anda di hakekat yang mengutip tentang “wakhtalafa ahlul bait” itu. pertanyaan saya di situs mereka tidak ditampilkan 🙂
      Itu kan riwayat Bukhari, kok Anda mau pakai kaca mata syi’ah dalam menafsirkan Ahlul Bait…menurut Sunni Ahlul Bait itu Istri Nabi (tafsir Shawi) atau menurut Imam Nawawi “Semua mu’min yang bertaqwa itu Ahlul bait”…Jadi tafsirkan saja riwayat Bukhari itu dengan madzhabnya Bukhari sendiri, bukan dengan madzhab lain…
      Waduh..jangan2 yang ribut (menurut Sunni) istri2 Nabi??? atau lebih aman, tafsirkan saja Ahlul Bait itu dengan “sahabat2 yang ada di dalam rumah”-diantaranya Umar bin Khatab)

  2. Dari catatan2 yg ada dlm kitab2 sejarah sudah sah utk dikatakan Umar adalah biang kerok penyimpangan agama.

  3. Oh ya buat mas imem dan seluruh sunni, kami mau tanya nih.! Dlm kitab Al-Milal karya Asy-Syahrastani ada berita bahwa “Nabi.saw MELAKNAT org2 yg tidak mau berangkat bersama pasukan Usamah”. Siapa ya org2 yg kena laknat Allah dan Nabi.saw tsb??? Jawablah dgn jujur wahai org2 sunni!

    • Dungu ! …. justru abu bakar memerintahkan agar para sahabat lain berangkat bersama Usamah, karena itu perintah nabi SAW. lalu, Umar menyetujuinya ..

      Imam Ath Thabari Ra menceritakan:

      “Saat itu kaum muslimin telah memilih Abu Bakar Ash Shidiq sebagai khalifah mereka. Lalu, dia mengutus seorang laki-laki pada hari ketiga setelah kematian Rasulullah SAW untuk menyeru kepada semua manusia, yaitu melanjutkan pengutusan Usamah. … dst (Tarikh Ath Thabari, III/224)

      Saat itu ramai manusia (kaum Anshar) meminta agar Usamah diganti dengan yang lebih tua, tetapi ABu Bakar RA menajwab:

      “Demi Zat yang jiwaku ada ditanganNYa, Sekiranya ada binatang buas yang kan menyambarku, maka aku akan tetap memberangkatkan pasukan Usamah sebagaimana yang rasulullah perintahkan. meskipun di kota ini tidak ada yang tersisa selain aku, maka aku tetap memberangkatkannya.” (Ibid, III/225)

      Orang-orang Anshar meminta kepada Umar untuk melobi Abu Bakar agar mengganti Usamah, namun ternyata Umar menyetujui ABu Bakar! (Ibid, III/226)

  4. segera kunjungi http://syiahindonesia1.wordpress.com
    ribuan salafi wahabi masuk syi’ah setelah baca website menggemparkan tsb

  5. segera kunjungi

    http://syiahindonesia1.wordpress.com

    ribuan salafi wahabi masuk syi’ah setelah baca website menggemparkan tsb

  6. maaf, walaupun bukan aku yg ditanya, aku ingin mencoba jawab dari artikel diatas yg saya pahami :
    Tanya :”Apakah Umar ibn Khaththab ikut dalam keributan itu tidak?”
    Jawab : ya jelas sekali kalo Umar ra yg paling kuat menentang dan berani ribut dihadapan Nabi suci saw.
    Tanya:Atau bukankah dia yang memicu semua kaributan dan menjadi pihak yang paling aktif?
    Jawab: Dalam hadist diatas sudah jelas yg disebut oleh Bukhori hanya nama Umar ra tidak ada nama sahabat lain yg disebut.
    Mengenai “panggilan bagi orang yg beriman”, kok logika akhi Imem parah sekali ya, bukankah kalimat diatas harus diartikan ” kalo anda ingin dianggap/digolongkan orang yang beriman maka rendahkanlah suaramu dihadapan Nabi saw………….sebaliknya kalo anda tidak mau merendahkan suaramu dihadapan Nabi saw maka anda tidak termasuk orang yg beriman” dan semua ayat yg didahului dengan panggilan bagi orang yg beriman mafhumnya seperti itu bukan malah dibalik.
    Memang cinta itu buta dan membutakan, sampai2 logikapun ikut jadi korban.
    Dan pembelaan Bukhori pun sudah dijawab oleh Umar ra sendiri, bahwa Umar ra masih meninggikan suaranya dihadapan Nabi saw saat menjelang wafat beliau.
    Kalo memang hadist diatas benar, maka Bukhori telah berbohong. Wallahu a’lam.

  7. Dari segi kebahasaan sepertinya begini bos,

    Allah mengatakan ” Hai org2 yg beriman …. ”

    Berarti itu ditujukan bagi siapa saja yg merasa beriman …. jadi firman itu turun bukan hanya utk pribadi Abu bakar & Umar …. tapi juga utk seluruh manusia YANG INGIN MENJADI ORANG BERIMAN … jadi bukan berarti bahwa org2 yg diperingatkan dlm hal ini sudah pasti beriman … jadi maksudnya barangsiapa yg mengangkat suara melebihi Nabi maka dia tidak termasuk org2 yg diseru Allah diatas sbg org beriman … karena yg merendahkan suara di depan nabi maka dialah org yg beriman …..

    Contoh :

    “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa ………….. ”
    ” Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain ………………. ”
    ” Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak ……………….

    Tuh, bukan berarti org2 yg diperingatkan akan olok-olok mrk telah dicap beriman….. apalagi yg diancam Allah tentang kemurtadannya diatas belumlah dikatakan beriman hingga ia memenuhi isi seruan Allah dlm firman2 diatas….. berarti Allah menyeru bagi orang2 yg ingin dirinya menjadi org beriman & isi seruannya menjadi syarat seseorang masuk dlm kategori BERIMAN…. bukan berarti yg diseru sudah pasti beriman ….

    BEGITU LOH MAS …. !!!

  8. Tampaknya akhi imem kurang memahami cara Allah dlm memperingatkan dlm Quran “”””
    Justru kata ” Hai orang-orang yang beriman ” mengindikasikan bahwa Umar & Abubakar belum beriman hingga Allah “harus” menurunkan ayat ini … because of what ….. ??

    Karena perintah & perbuatan merendahkan suara dihadapan Rasul hanya diperintahkan bagi org yg beriman & perbuatan merendahkan suara didepan Rasul merupakan ciri golongan yg dipanggil (beriman) …
    Jadi itu justru menunjukkan Abubakar & Umar yg menjadi penyebab turunnya teguran ini telah melakukan perbuatan yg mengindikasikan mereka belum beriman sepenuhnya “””” hingga Allah menurunkan ayat peringatan ini terkhusus bagi sp saja orang-orang yg merasa dipanggil ( yg merasa beriman ) … ^_^ ….
    Ingat bahwa ayat ini turun ditujukan utk semua orang yg merasa sbg golongan yg dipanggil Allah ( org-org yang beriman ) & tidak hanya utk Abubakar & Umar saja …. walaupun penyebab turunnya ayat teguran ini adalah perbuatan “tidak beriman” Abubakar & Umar …. ^_^

    • bodo kali ente, Allah berfirman : “hai orang- orang beriman………” itu tandanya mereka adalah orang-orang yang beriman. Allah tidak mungkin memanggil mereka dengan seruan seperti itu kalau mereka tak termasuk di dalamnya. contoh kecil saja, anda adalah seorang anggota sebuah kelompok. trus ketua memanggil semua anggotanya termasuk anda agar segera berkumpul. sang ketua pun memanggil dengan seruan: “hai orang-orang yang berakal………….”
      jika kita berpegang pada pendapat anda, berarti anda dan teman-teman kelompok anda bukan orang-orang yang berakal.

  9. Untung aku bukan salafy ,, jadi kaga perlu protes ama imam bukhari …..

  10. sedih aku membaca peristiwa ini, kalo memang hadis bukhori ini benar betapa kita telah ditipu olehnya selama ber abad2 mengenai sejarah islam, terlebih mengenai pribadi agung seperti sahabat Umar ra, apa memang fakta sejarahnya demikian.
    Wahai bukhori, anda harus mempertanggungjawabkan hadis anda dihadapan Pengadilan Agung kelak.
    Ataukah Bukhori memang membawakan hadis tersebut apa adanya sehingga bisa dikategorikan hadis sohih yang membawa konsekwensi harus mengorbankan sahabat agung Nabi saw seperti Umar ra bahwa sejatinya tabiat beliau memang demikian. Wallahu a’lam

  11. @imem

    Cukuplah tafsir dari Ibnu Katsir di atas, terus apanya yang anda masalahkan wahai Ibnu Jakfari? apakah karena Abu Bakar & Umar melakukan kekeliruan?

    apa yang anda masalahkan kata anda?

    mas ayat tersebut memberi ancaman bahwa orang yang bersuara lantang (keras) didepan Rasul saw akan MENGHAPUS SEMUA AMALANNYA..

    يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْواتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَ لا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمالُكُمْ وَ أَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS al Hujurat:2)

    betul ayat itu pertama merupakan teguran bagi mereka… TAPI NYATANYA mereka (Umar cs) ulangi kembali diakhir hayat rasulullah saw? bahkan sampe diusir keluar oleh Rasul saw…. JADI MASALAHNYA ayat tersebut berakibat menghapus amalan2 mereka…

    ya kecuali kalo umar atau abubakar mempunyai kekebalan hukum dihadapan Allah swt (kayak diplomat yang mempunyai kekebalan diplomatik)

    semoga kita tidak terlalu mengkultuskan mereka bukankah menurut anda mereka bisa melakukan kesalahan..? TAPI SAYANG KESALAHAN YANG FATAL DI AKHIR HAYAT RASUL SAW.

    • kepada rafidhah yang ada di sini …. saya mau tanya: setelah peristiwa itu, bagaimana sikap rasulullah SAW kepada Abu Bakar dan Umar?

      apakah membencinya? mengkafirkannya?

      Ayat Itu adalah nasihat kepada sahabat nabi, biasa sajalah ..

      sebagaimana ketika nabi mengharamkan madu, lalu turunlah ayat yang menegurnya ..

  12. boz…ada dua masalah dalam hal ini nih :
    1. hukum berkata keras di depan nabi saw…
    2. apakah hukum dari bertobat
    3. ukuran dan definisi dari akhlaq buruk…

    boz….asumsi anda yang mengklaim bahwa umar ra yang menyebabkan perselisihan di depan nabi itu KELIRU boz….
    ini kaitannya dengan ukuran dan definisi dari bertobat dan akhlaq buruk…

    pertanyaan saya nih amat mudah untuk membantah analisa logika anda..

    1.APAKAH ANDA TAHU ISI HATI UMAR RA KETIKA MENGUCAPKAN TERSEBUT..
    2. KEDUA APAKAH UMAR2 BENAR BERKATA KERAS KEPADA NABI SAW…

    akibat dari analisa logika anda :
    1. anda menuduh dan memfitnah seseorang (shahabat) yang belum anda ketahui secara PASTI tentang isi hatinya..

    2. andai anda ditaqdirkan Allah sebagai anak keturunan Umar bin Khatthab ra apakah anda juga akan berlaku seperti itu….

    itu aja dulu boz….

    satu aja nih boz…anda ini terlalu lebay hehe….

  13. masalah kekecewaan abdullah bin abbas yang merupakan kerabat dekat nabi saw, adalah masih ada hadist terusannya lagi lho…..dan itu yg memperjelas,,,kan masih ada dalam hadits imam bukhari….
    bahkan hadits selanjutnya justru membersihkan nama harum imam Bukhari yang sebenarnya tidak pernah membongkar keburukan Umar ra seperti yang anda khayalkan,,,sebaiknya dilengkapi lagi hadits terusannya ya boz……biar ilmiah dan jujur gitu loh…..

    imam bukhari bukan orang bodoh boz….ga sesederhana seperti yang anda kira ini….

    saya tunggu anda buat diskusi di blog saya, okey….

  14. Salam,

    @ YIYE, mohon pencerahan nih, ayat diatas tidak berbicara tentang isi hati tapi tentang perbuatan,…jadi yg dihukumi adalah perbuatannya,…anda mengatakan bahwa apakah Jakfari tahu isi hati umar,..sekarang saya mau tanya APAKAH ANDA TAHU ISI HATI UMAR,…mohon jawabannya dibackup dengan riwayat sahih,..(soalnya kalau tidak nanti kesannya jadi berandai andai,..) syukron.

  15. @all

    Jelas sekali yang dituju atau diajak bicara oleh ayat tsb adalah orang-orang yang beriman bukan orang kafir atau munafik, kalau mereka orang yang kafir, atau munafik tidak ada perlunya mereka ditegur spt itu, karena pada dasarnya amal mereka sudah hapus dari awal.

    @alamak
    logika ente parah banget ya… wuakakakak
    berarti Allah mesti manggil mereka, Hai orang-orang yang belom beriman” parah… parah…

    ente juga ga bisa membedakan antara akidah dan syari’at ya?? Iman adalah akidah mereka, sedangkan tidak berkata-kata keras dihadapan Rasul, puasa, dilarang mengolok-olok dll adalah syari’at yang tidak akan dibebankan kecuali kepada mereka yg berakidah / beriman.

    @samad

    Allah memanggil dengan jelas kok kepada orang kafir seperti “Ya ayyuhal Kafiruun”
    @saipul

    ente ga bisa bedakan ya.. Allah memanggil mereka dengan “Wahai orang-orang yang beriman” kemudian Allah menegur perbuatan mereka yang mungkin mereka sendiri tidak menyadari atau tidak mengetahui bahwa perbuatan tersebut adalah keliru, makanya Allah menasehati mereka.

    logikanya kalau ente punya anak yang ente sayangi, ente ngomongnya kyk gini “Sayang, jangan keras-keras ya kalau ngomong sama orang tua agar kamu ga gini.. gini..” gitu lho.. kalau mereka bukan orang-orang yang beriman, pasti Allah akan mengatakan “wahai orang-orang kafir, wahai orang-orang munafik” sebagaimana dalam ayat-ayat yg lain. Namanya dalam masa tarbiyah, teguran adalah hal yg lumrah sebagai bentuk pendidikan utk mereka.. jadi silahkan saja ikutin kedengkian hati ente thd mereka. wuakakakak

    si saipul ngetik :

    betul ayat itu pertama merupakan teguran bagi mereka… TAPI NYATANYA mereka (Umar cs) ulangi kembali diakhir hayat rasulullah saw? bahkan sampe diusir keluar oleh Rasul saw…. JADI MASALAHNYA ayat tersebut berakibat menghapus amalan2 mereka…

    Pertanyaan :

    1. Apakah Umar berbicara keras saat itu? tolong tunjukkan ada ga riwayat mengenai hal itu? justru yang berbuat gaduh adalah apa yang disebut dalam hadits tersebut dengan istilah “ahlul bait” yang selama ini Syi’ah selalu ngotot membatasi maknanya dengan ahlul Kisa’ saja,

    2. Tunjukkan riwayat bahwa hanya Umar saja yang diusir oleh Nabi SAW? bukankah yang diusir oleh Nabi SAW saat itu adalah semua orang yang ada di kamar beliau termasuk ahlul bait? kalau memang Umar yang salah, tentunya Umar saja yang diusir, kenyataannya semua orang yang ada saat itu yang diusir.. kenapa hayyooo..

    makanya baca dunk link yg ane kasih di atas… wuakakakak..

    • Yang mana yg beriman ….Allah yang tahu ….. yang diajak bicara adalah orang yang ingin menjadi beriman …..
      Kalo dalam ayat ini gmn boz …

      “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu …….. ”

      Bukankah ayat itu ditujukan bagi seluruh muslimin …. tapi apa seluruh muslimin yg diseru (sunni,sufi, syiah) sudah dicap beriman lantaran telah turun ayat perintah itu …. Ente jg merasa dipanggil kan ?? …. kalo logika ente dipake berarti ente sudah pasti beriman donk …… padahal syarat2 keimanan berat loh ….tapi apa Allah bener2 menganggap ente org yg beriman…. Allahua’lam
      Orang syiah & sufi yg suka dikafir2kan ama wahabi itu jg berarti telah dicap beriman donk kalo begitu …. krn mereka jg diseru diayat itu loh ….
      Makanya Salapi jgn suka kapir2kan org donk (terlepas ente salapi atw bukan) ….kan syiah & sufi jg trmasuk mereka yg dipanggil Allah & dicap sbg org2 beriman oleh Allah (kalo ikut logika anda) ……

  16. saya juga heran yah pa ustadz, walaupun para sahabat telah sama2 berjuang bersama Nabi Saww, berdakwah dan berperang, setelah 20 tahun lebih ditarbiyah langsung oleh Nabi Saww, pd waktu haji terakhirpun banyak dari sahabat yg membangkang perintah NAbi Saww untuk melepas Ihram (berumrah), dlm riwayat Bukhari Aisyah bercerita betapa Nabi Saww murka….luar biasa yah, tarbiyah Nabi Saww 20th lebih ternyata merubah akhlak dan kebiasaan jahiliyah sebagian sahabat sangat sulit tetapi yg tersaring hanya sebahagian kecil saja.

  17. @imem
    mas imem, yang jelas di hadis di atas Umar Ra jelas sekali telah menuduh Bahwa permintaan Nabi Saw dianggap Umar adalah perkataan yg telah dikuasai oleh Sakitnya (meracau)…
    kedua, kekeliruan Umar yg notabene salah satu sahabat yg cukup lama di Tarbiyah oleh Nabi Saww,..kok bisa2nya bahwa cukup Al Quran saja pedoman kita…apakah dia manusia pertama yg ingkar akan Sunnah Nabi SAW…kok mas Imem yg mengaku ASWAJA justru menjadikan seorang pelopor INKARUSSUNNAH jadi panutan anda ..? ah..kok jadi muter puter begini sih …pusing aku..he..he..he

  18. @imem
    mas imem, yang jelas di hadis di atas Umar jelas sekali telah menuduh Bahwa permintaan terakhir Nabi Saw didianggap oleh Umar adalah perkataan yg telah dikuasai oleh Sakitnya (meracau)…jaman sekarang penjahat yg akan dihukum tembak pun masih diberi belaskasih utk diberikan permintaan terakhirnya, lah ini Seorang Manusia Agung, Nabi Saaw, oleh umar tidak diberibelaskasih sedikitpun….Masya Allaaah…
    kedua, kekeliruan Umar yg notabene salah satu sahabat yg cukup lama di Tarbiyah oleh Nabi Saww,..kok bisa2nya berkata bahwa cukup Al Quran saja pedoman kita…apakah sehingga dia kemudian menjadi manusia pertama yg ingkar akan Sunnah Nabi SAW…kok mas Imem yg mengaku ASWAJA justru menjadikan seorang pelopor INKARUSSUNNAH jadi panutan anda ..? ah..kok jadi muter puter begini sih …pusing aku..he..he..he

  19. @hiroali

    Ente ga pernah buka Al-Qur’an yach?

    Bukannya dalam Al-Qur’an begitu banyak perintah untuk ta’at kepada Allah dan kepada Rasul-Nya.. Athi’ullaha wa athi’urrasula… dan ayat-ayat yang senada bahkan dalam Al-Qur’an Allah mengatakan bahwa Nabi adalah Uswatun Hasanah, Apa2 yang dihalalkan Nabi juga dihalalkan oleh Allah dan apa2 yang diharamkan Nabi juga telah diharamkan Allah, kita diperintah untuk menjadikan Nabi sebagai Hakim de el el dech..

    Jadi kalo kita berpegang kepada Al-Qur’an, otomatis kita harus berpegang kepada As-Sunnah, karena didalam Al-Qur’an terdapat begitu banyak perintah untuk berpegang kepada kitabullah dan sunnah Nabi SAW.

    Sedangkan Ingkarussunnah adalah orang yang mengaku hanya berpegang kepada Al-Qur’an saja, tetapi sebenarnya mereka tidak berpegang kepada Al-Qur’an karena mereka meninggalkan sunnah Nabi SAW yang diperintahkan oleh Al-Qur’an..

    piye tho kang… wuakakakak

    • @imem
      ente banyak berasumsi. Hukum islam itu sdh jelas dari sabda Rosulul Saww, bahwa Aku tinggalkan 2 pusaka yg jika tdk dikerjakan keduanya kalian tdk akan selamat, yakni Al Quran dan Itrah Ahlulbayt (Sunnah). Hadis ini sangat Masyhur Shoheh…..so Nabi Saww tdk mengatakan hanya salah satunya saja, Al Quran atau Sunnah Saja….yg mengatakan bahwa jika kita mengerjakan Al Quran otomatis Sunnah terlaksana itukan kate Ente aja Mas…ah…kepriben ya mas Imem iki…ingat mas tdk ada hadis yg berbunyi ‘otomatis’ loh,…..he…he…he 3x

    • @ imem

      antum bilang :
      Ente ga pernah buka Al-Qur’an yach?

      Bukannya dalam Al-Qur’an begitu banyak perintah untuk ta’at kepada Allah dan kepada Rasul-Nya.. Athi’ullaha wa athi’urrasula… dan ayat-ayat yang senada bahkan dalam Al-Qur’an Allah mengatakan bahwa Nabi adalah Uswatun Hasanah, Apa2 yang dihalalkan Nabi juga dihalalkan oleh Allah dan apa2 yang diharamkan Nabi juga telah diharamkan Allah, kita diperintah untuk menjadikan Nabi sebagai Hakim de el el dech..

      Saya setuju banget tuh bahwa Alquran bilang taat kepada Allah dan kepada Rasulnuya, nah ketika nabi sakit nabi minta di ambilkan kertas permintaannya harus di taati seperti yang ada dalam alquran untuk taat kepada Allah dan Rasulnya, bukankan penolakan khalifah umar itu bisa dianggap PELANGGARAN terhadap kitab suci yaitu untuk berlakukan taat kepada Rasul??ayat untuk taat kepada Allah dan Rasulnya tak ada pengecualian, setiap saat kita harus taat kepada Allah dan Rasulnya entah rasul dalam keadaan sehat atau sakit…!! Dalam hal ini Khalifah Umar tidak bisa dianggap beliau Ijtihad, karena sudah ada nas yang sorih…..!!! dan yang menyedihkan lagi peneolakan Khalifah umar di ucapkan dengan kata-kata yang Jelas…!!

  20. @imem,
    Ketika umat dipanggil Allah dg kata2 “orang2 yg beriman” tidak berarti org2 itu tdk memerlukan pendidikan, pembinaan, teguran dan perbaikan lagi. Posisi “beriman” bukanlah posisi yg mandeg pada suatu level tertentu. Ia adalah suatu posisi/maqom yg secara terus-menerus ditingkatkan melalui bimbingan para anbiya atau wali sampai level/maqom yg tdk terbatas. Artinya kondisi “beriman” setiap orang bisa bermacam-macam levelnya. Ada sahabat yg level imannya masih rendah/lemah, ada juga yg sangat tinggi/kuat.

    Jadi wajar saja kalau Allah menegur org “beriman” spt Umar yg berarti “iman”nya perlu ditingkatkan lagi atau barangkali sdh mentok, mengingat selama 20 tahun telah dibina oleh Sang Guru Agung sendiri !

    So imem, ente engga usah kuatir idola ente, Umar bin Khattab masih termasuk “org2 beriman”, hanya saja sdh tdk bisa ditingkatkan lagi imannya alias mentok !

  21. @imem:
    “Jadi kalo kita berpegang kepada Al-Qur’an, otomatis kita harus berpegang kepada As-Sunnah, karena didalam Al-Qur’an terdapat begitu banyak perintah untuk berpegang kepada kitabullah dan sunnah Nabi SAW.
    Sedangkan Ingkarussunnah adalah orang yang mengaku hanya berpegang kepada Al-Qur’an saja, tetapi sebenarnya mereka tidak berpegang kepada Al-Qur’an karena mereka meninggalkan sunnah Nabi SAW yang diperintahkan oleh Al-Qur’an”

    Maksud mas hiroali dg inkar sunnah adalah bahwa dari ucapan Umar yg mengatakan “…..cukuplah Kitabullah di sisi kita…..” adalah bahwa Umar tidak mau dg Sunnah Rasul Muhammad saw seutuhnya. Ternyata terbukti ketika dia menjadi khalifah kedua banyak kebijakannya yg bertentangan dg Sunnah Rasul Muhammad saw. Riwayat2 Ahlu Sunnah membuktikan hal itu. Dan oleh para pendukungnya penolakan Umar atas wasiat Nabi saw ketika Nabi saw sedang sakit keras itu langsung diterjemahkan dg membuat hadis palsu yg berbunyi : “…ikutilah sunnah Rasul dan “sunnah sahabat:……” untuk melegitimasi dan menjustifikasi kebijakan2 para khalifah yg bertentangan dg Sunnah Rasul yg sebenarnya.

    Kenapa Umar dg keras menolak Nabi untuk menuliskan wasiatnya dan mengatakan :”…cukuplah Kitabullah di sisi kita…”, karena kalau sampai terjadi, maka Nabi saw akan mengumumkan siapa yg akan menggantikannya yg akan mengawal dan melaksanakan ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya secara utuh. Org yg dimaksud adalah Ali bin Abi Thalib.

    Penolakan Umar dkk atas permintaan terakhir/wasiat Nabi tsb ternyata tidak main2. Ketika Nabi saw wafat dimana Ali , Bani Hasyim dan para pengikut Ali sedang sibuk mengurus jenazah nabi saw, kesempatan itu dimanfaatkan oleh Umar dkk untuk membaiat Abu Bakar sbg khalifah yg kita kenal dg peristiwa Saqifah. Pokoknya dg segala cara Ali bin Abi Talib dihalanga-halangi atau digagalkan untuk menjadi khalifah.

    Ini bukan suatu yg kebetulan atau rekaan org Syi’ah dll.

    Hal ini terbukti lagi pada saat diadakan pemilihan khalifah setelah Umar wafat. Pesan Umar sebelum wafat, khalifah terpilih harus berkomitmen untuk melaksanakan “sunnah sahabat/khalifah sebelumnya’. Kalau tdk maka dia harus keluar dari pencalonan. Bukan suatu kebetulan pula bahwa yg keluar dari pencalonan itu adalah Ali. (Memang sengaja dibuat aturan main spt itu)

    Fakta sejarah selanjutnya adalah ketika Ali dipilih secara aklamasi oleh umat Islam menjadi khalifah keempat setelah terbunuhnya Usman, maka selama menjalankan pemerintahannya, Ali tdk putus2nya mendapat rongrongan dari kelompok yg notabene sesama umat Islam sendiri, yaitu Aisyah cs dg Perang Jamalnya, Muawiyah cs dg Perang Shifiinnya dan kelompok Khawarij dg Perang Nahrawannya. Ketidak relaan org Quraisy atas Bani Hasyim terbukti dg direbutnya kekuasaan Ali oleh Muawiyah dg cara yg licik.

    Kenapa terjadi demikian ? Karena sebenarnya motivasi umat Islam termasuk para sahabat memilih Ali sbg pengganti Usman bukan dilandasi oleh niat untuk mengikuti Sunnah Rasul secara utuh (yg coba diwasiatkan Nabi saw sebelum wafatnya) , tetapi lebih banyak oleh perasaan kecewa atas khalifah Usman yg lebih mementingkan org2 dari keluarganya, terutama pada posisi pemerintahan. Dan ternyata kebijakan2 Ali yg adil tdk sesuai dg harapan mayoritas sahabat. Mereka inginnya mendapat perlakuan istimewa, sesuatu yg ditentang Ali.

    Dan sekali lagi fakta2 tsb diatas bukan suatu kebetulan. Lihatlah episode selanjutnya dimana setelah Ali terbunuh maka tegaklah suatu pemerintahan umat Islam berdasarkan sistem Dinasti/Monarki. Tegaknya sistem dinasti ini juga bukan suatu yg kebetulan pula. Ada keterkaitan antara peristiwa yg satu dg yg lain, dari mulai peristiwa penolakan wasiat Nabi sampai munculnya dinasti Umayyah & Abbasiyah. Sepertinya munculnya Dinasti Umayyah & Abbasiyyah sdh dirancang sebelum Nabi saw wafat atau paling tidak diberikan jalan oleh para penguasa sebelumnya. (Ingat yg mengangkat Muawiyah sbg Gubernur Syam adalah Umar) (kebetulan ?).

    Kalau kita menggunakan kaca mata yg tidak netral maka mustahil kita bisa melihat keterkaitan antara peristiwa2 dlm sejarah Islam dan mengungkapkan hakekat yg sebenarnya.

  22. Menurut bukti2 sejarah memang iman Umar bin Khattab sangat tipis. Suka nentang nabi.saw bahkan Umar pernah dilaknat oleh nabi.saw karena tdk mau ikut pasukan Usamah bin Zaid.

  23. kemudian yg menjadi pertanyaan besar adalah, kenapayah pada saat Nabi Saww meminta selebar kertas dan alat tulisnya, Umar tiba2 berkata (berteriak) ,”…cukup Al quran saja di sisi kita…”. Padahal Nabi Saww belum menuliskan apa yg diniatkannya, bisa saja Nabi Saww ingin, umpamanya, menulis wasiat cara-cara memasak yg enak,….. atau trik menjalani hidup sehat …atau apalah……
    seolah2 Umar kok tahu yah apa yg ingin disampaikan Nabi Saww…atau memang dia sudah tahu wasiat yg akan ditulis Nabi Saww ?

  24. Inilah Daftar artikel Website http://syiahindonesia1.wordpress.com yang bisa anda nikmati di web ini ..
    Silahkan Nikmati :::

    Artikel Pertama :
    PERBEDAAN ANTARA AHLUSSUNNAH SUNNi DAN SYiAH… SEMUA POiNT TUDUHAN SESAT KEPADA SYi’AH 100% MAMPU KAMi PATAHKAN

    Artikel Kedua :
    1.SYi’AH KAFiRKAN SAHABAT NABi SAW ?……. 2. AJARAN KHOMEiNi WAJiBKAH DiPATUHi ??…3.AURAT CUMA DUA LOBANG ?????????….4.SYi’AH AMBiL SANAD DARi KELEDAi ??? ….5.”SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK AKAN MENGUMPULKAN UMATKU Di ATAS KESESATAN”

    Artikel Ketiga :
    1.Nikah Mut’ah Dihalalkan Nabi SAW Tapi Diharamkan Umar bin Khattab…2. Nikah Mut’ah Halal Tetapi Dengan Syarat Ketat , misal : Tidak Menzalimi Wanita…3. wanita Iran sangat susah sekali untuk dinikahi secara mut’ah

    Artikel Keempat :
    1.SEJARAH TERBENTUKNYA MAZHAB ASWAJA SUNNi !!! 2.Rasul Suci SAW menyebutkan satu persatu Nama Dua Belas khalifah umat Islam !!! 3.Khalifah Umat Islam Adalah Ahlul Bait !!! 4. Sejarah Kristen Katolik dan Injil Barnabas

    Artikel Kelima :
    1.Kenapa Syi’ah Hanya Mengakui Keshahihan Sebagian Hadis Aswaja Sunni ??? 2.Hadis Palsu Dalam Kitab Bukhari Muslim Terungkap ! 3.HADiS YANG MERUGiKAN AHLUL BAiT ADALAH PALSU…4.Kaitan Hadis Aswaja Dengan Kekejaman Raja Umayyah Abbasiyah….5.“hadis aswaja sunni dikutip syi’ah hanya untuk membuktikan bahwa kebenaran syi’ah ada terselip dalam kitab hadis aswaja”… 6.Secara internal : “hadis syi’ah sudah mencukupi bagi syi’ah”….

    Artikel Keenam :
    ASWAJA SUNNi PALSUKAN AGAMA !!! KARENA TERBUKTi MAYORiTAS ALUMNi GHADiR KUM AKUi iMAMAH ALi WALAUPUN TiDAK MAU MEMBAi’AT

    Artikel Ketujuh :
    Aswaja Sunni Runtuh Karena Terbukti “TiDAK SEMUA SAHABAT NABi SAW ADiL”

    Artikel Kedelapan :
    1.TANDUK SETAN DARi NAJAD MENGGUNAKAN HADiS DHA’iF SYi’AH UNTUK MENUDUH SYi’AH SESAT…2.SYi’AH iMAMiYAH MENDHA’iFKAN RiBUAN HADiS KARENA SYi’AH SANGAT KETAT DALAM iLMU HADiS

    Artikel Kesembilan :
    1.Dua Belas khulafaurrasyidin syi’ah dizalimi rezim Umayyah Abbasiyah !!! 2.Pembantaian Massal Terhadap Pengikut Ahlul BAit !!! 3.Kekejaman Mu’awiyah Melebihi Fira’un !!! 4.Ijtihad Sahabat : Membunuh Cucu Nabi SAW, Imam Hasan AS.

    Artikel Kesepuluh :
    Mengapa Imam Ali dan Imam Hasan Membai’at ??? Imam Ali dan Imam Hasan Membai’at Karena Terintimidasi dan Mencegah Pertumpahan Darah Internal

    Artikel Kesebelas :
    1. Asy’ari, Maturidy, Empat imam mazhab sunni dan Imam Al Ghazali merupakan PEMiMPiN KEAGAMAAN YANG TiDAK DiTUNJUK OLEH ALLAH !!! 2.Aswaja Sunni meninggalkan ajaran ahlul bait !! 3.Al Quran dan ahlul bait adalah dwitunggal yang tak terpisah !

    Artikel Keduabelas :
    Wajah Allah ? Mata Allah ? Kaki Allah dan Betis Nya ? Bentuk Allah ?? Tangan Allah ? Dimanakah Allah ?

    Artikel Ketigabelas :
    SATU Dari TiGA WASIAT SAAT NABi SAW MENJELANG WAFAT DiSEMBUNYiKAN AGAR ASWAJA BiSA TEGAK !!!! DALiL iMAMAH iMAM ALi DAN 11 KETURUNAN NYA

    Artikel Keempat belas :
    Gusdur, Quraish Shihab, Umar Shihab dan Empat Ulama Al Azhar PEMBELA SYi’AH iMAMiYAH iTSNA ASYARiAH

    Inilah Daftar artikel Website http://syiahindonesia1.wordpress.com yang bisa anda nikmati di web ini ..
    Silahkan Nikmati :::

  25. BONYOK LHO WAHABI… LIHAT TUH PAK JAKFARI MULAI NGAMUK,,, NGEBONGKAR DATA2 BERBAHAYA AMI UMAR BIN AL KHATHTHAB!
    TAPI SAYA SALUT AMA WAHABIYUN, BIAR KEPEPET TETEP AJA NGEBALIN AMI UMAR! EH PAKE’ NYALAIN AHLULBAIT NABI LAGI.. HEBAT KESESATAN KALIAN HAI WAHABI!
    MASA’ UDAH JELAS UMAR YANG BUAR RIBUT N NUDUH NABI NGELANTUR.. EH MALAH DIBILANG AHLULBAIT YANG BUAT RIBUT!
    KECINTAAN KALIAN KEPADA AMI UAMR MUALI MIRIP DENGAN KECINTAAN BANI ISRAIL KEPADA ANAK SAPI! BUAT BUTA MATA HATI!!!

  26. SEPERTINYA PAK TUA DUA/SYAIKHAIN BELUM LULUS DIDIKAN MATERI AKHLAK YANG DIAJARKAN NABI SAW.!! EH SETELAH BELASAN TAHUN NGAJI AGAMA SAMA NABI SAW. MASIH AJA AKHLAK BADUWINYA KAGA’ HILANG!
    APA NABI YANG KURANG BENER NGAJARANYA? ATAU SI MURID YANG KAGA’ BENER NGAJINYA?
    KATANYA MASUK ISLAMNYA PALING DULUAN,,, TRUS SANGAT LENGKET SAMA NABI SAMPAI KAYA’ PERANGKO… TAPI KOK SEJELEK ITU YA MORALNYA… NGEJERIT-JERIT… ANGKAT SUARA DI HADAPAN NABI SAW…. APA YANG DUKU KITA DENGAR DARI PAK KYAI DI KAMPUNG BAHWA SAHABAT NABI KALAU DUDUK BERSAMA NABI SEAKAN DI KEPALA2 MEREKA ADA BURUNG, SANGKING NUNDUKNYA… JANGAN2 ITU DONGENG BOOANGAN? ATAU YANG AKHALKNYA MULIA DAN SOPAN ITU SAHABAT SAELAIN ABU BAKR DAN UMAR?
    ATAU ENTAH LAH BINGUNG JADINYA!!!!!!!!!!!!!!

  27. Ahh,,, orang yg diagungkan oleh Sunni koq kaya pejabat jaman orde baru, ya? Patutlah pemerintah di seluruh negara Sunni kaya gitu, udh dari sononya kale. Agama Islam terlalu suci utk menerima para bedebah sebagai penerus titah Nabi.saw.

  28. @imem

    Sedangkan Ingkarussunnah adalah orang yang mengaku hanya berpegang kepada Al-Qur’an saja, tetapi sebenarnya mereka tidak berpegang kepada Al-Qur’an karena mereka meninggalkan sunnah Nabi SAW yang diperintahkan oleh Al-Qur’an..

    piye tho kang… wuakakakak

    apa riwayat bukhari yang mengutip ucapan umart

    “HASBUNA KITABULLAH” (cukup bagi kami kitabullah)

    Jadi jelas kan bahwa umar INKAR SUNNAH NABI?

    nah kalo wahabi/salafy tulen ya harus ikuti dong salaf ente ini katakan saja HASBUNA KITABULLAH

    jadi sama dengan idola anda itu kan dan umar sama dengan stitmen ente yang ana kutip diatas

    piye tho kang… wuakakakak

    • @Imem

      ayo imem bantah tuh mas sobat…
      tolong jelaskan dong ilmu takwil wahabi/salafy tentang perkataan umar bin khotob itu:

      “HASBUNA KITABULLAH”

      NT harus ikuti dong salaf nt itu, yang demi pendapatnya itu sampe2 membuat Nabi saw marah dan di usir….

      sungguh tragis nasib idolamu itu !!

  29. Ahlus Sunnah tidak pernah mengkultuskan sahabat nabi, sebagaimana rafidhah mengkultuskan ahlul bait.

    Wahai Rafidhah ………. jangan rehdahkan dirimu lebih hina lagi

    Ali Ra pun pernah ditegur oleh Rasulullah SAW, lantaran dia membantah nabi dan mencari-cari alasan ketika dia tidak shalat malam. kalau mengikuti kaidah mu wahai rafidhah? seharusnya engkau juga mencela Ali Ra, lantaran dia melawan Rasulullah SAW. tetapi kami, Ahlus Sunnah tidak pernah mencaci Ali Ra justru kami sangat memuliakannya, juga Ahli Bait, dan semua sahabat nabi yang lain.

    Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sbb:

    عن علي أن رسول الله صلى الله عليه وسلم طرقه وفاطمة، فقال: (ألا تصليان؟) قال فقالت: يا رسول الله أنفسنا بيد الله.
    فإن شاء أن يبعثنا بعثنا، فانصرف حين قلت ذلك، ثم سمعته وهو مول يضرب فخذه وهو يقول: (وكان الانسان أكثر شئ جدلا) متفق عليه.

    Dari Ali bahwa rasulullah SAW mengetuknya dan dia (Ali) bersama Fatimah. maka Nabi bersabda: “Kalian tidak shalat?” Ali berkata: “Aku menjawab: Wahai Rasulullah, jiwa-jiwa kita ada di tangan Allah, kalau Dia mau pastilah Allah akan membangunkan kami.” Lalu dia berlalu ketika saya katakan demikian, lalu saya mendengar dia memukulkan pahanya, dan dia bersabda: “Memang manusia itu banyak membantah!” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

    Jika kalian konsisten dgn Bukhari-Muslim, inilah faktanya … para sahabat nabi (termasuk Ali ra) pernah membuat marah rasulullah SAW..
    Kecuali jika kalian hanya mengambil bukhari-Muslim yang sesuai udel kalian aja

    gmna? rafidhah?

    ______________

    Ibnu Jakfari:

    Akhi –hadanallah wa iyyaka ilal haqq/semoga Allah memberi kami dan Anda hidayah kepada kebenaran.
    Anda masih harus belajar etika berdialog… Bukhari itu kitab hadis andalan kalian, bukan kitab hadis kami!
    Riwayat di atas yang Anda kutip dari Bukhari jusrtu bukti bagaimana penilaian Bukhari Anda terhadap Imam Ali as.?! Bagaimana dalam riwayat itu menggambarkan Imam Ali sebagai seorang yang malamnya tidak beliau isi dengan Qiyamul Lail, lebih dari itu, Imam Ali as. menentang Nabi saw. dengan argumentasi kaum kafir!!
    Anda saya persilahkan merujuk ke tafsir andalan Sunni yaitu Tafsir Ibnu Katsir…. di sana dikatakan bahwa kata insan dalam ayat itu yang mendebat kebenaran dengan kebatilan adalah ciri manusia kafir!!
    Apa Anda dan Bukhari Anda hendak mengatakan bahwa Imam Ali as. menyandang ciri dan karakter orang-orang kafir? BANYAK MENDEBAT!!
    Apa memang demikian penilaian kalian terhadap Imam Ali as.???
    Apa gara-gara sahabat idola Anda terbutki berperangai buruk, Anda menari-nari kegirangan menemukan data palsu yang menjelek-jelekkan Imam Ali as.?
    Apakah Imam Ali bukan sahabat idola Anda?
    Mengapa kebencian kalian kepada Syi’ah (para pecinta Ali as.) menjadikan kalian bersemangat menghajar Imam Ali as.?
    Akhi, hadis yang Anda banggakan itu adalah dari riwayat musuh-musuh Imam Ali dan Ahlulbait as…. ia dari riwayat Zuhri dari Urwah ibn Zubair… kedua orang ini adalah pembenci Imam Ali as.!
    Apakah Anda bangga dengan riwayat palsu buatan orang-orang munafiq?
    Akhi, sebelum Allah memberi saya hidayah menerima ajaran Ahulbait as., dahulu saya Sunni seperti Anda… kitab Sihah Sittah sudah hatam saya baca… walaupun, alhamdulillah sekarang sudah banyak yang saya lupakan…. setelah saya sibuk menikmati sabda-sabda Nabi dan para imam suci Ahlulbait as.

  30. Wahai Rafidhah … Ali Ra pun pernah menyalahi perintah Nabi SAW

    Waktu zaman Nabi SAW, jika ada Unta tersesat atau lepas, maka Nabi SAW membiarkannya. Beliau bersabda: “Apa hakmu terhadap unta itu? Biarkanlah ia. Sesungguhnya sepatu dan minumannya masih ada bersamanya. Dia dapat mencari air dan memakan pepohonan, sampai pemiliknya menemukannya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

    Ketentuan ini terus berlaku hingga zaman Abu Bakar Ra dan Umar Ra. Sedangkan pada masa Utsman Ra, jika ada unta tersesat maka Unta itu di identifikasi dan dijual. Jika yang punya datang, maka uangnya diserahkan kepadanya. (Al Muwaththa’, 3/129)

    Ali Ra juga melakukan seperti Utsman Ra, tetapi dia memberikan tambahan bahwa Unta itu bisa saja dijual selagi diperkirakan adanya bahaya yang akan menimpanya. Sebab bagaimana pun juga nilai jual Unta itu tidak sama bila Unta itu tetap dibiarkan hidup. Maka menurutnya, Unta itu bisa diambil dan biaya pemeliharaannya diambilkan dari baitul mal. Sehingga ketika sang pemilik datang, Unta itu diberikan kepadanya. (Tarikh Al Fiqh Al Islami, Dr. Muhammad Yusuf Musa, Hal. 83-85)

    Lihat wahai rafidhah! Itulah Ijtihad Ali …… itulah pendapat Ali yang sangat berbeda dengan Nabi SAW. Apa katamu terhadap Ali Ra? taqiyyah? apa jawabmu?

    Maka apa bedanya antara Ali dengan para khalifah sebelumnya? mereka berpendapat dan berbeda dengan Nabi SAW, bukan karena sengaja menentang Nabi SAW, tapi karena zaman telah berubah, yang penting mereka tidak merubah esensi ruh spiritnya (maqashid syariah) ….

    Ibnu Jakfari:

    Akhi, andai bukan karena ayat 199 surah al A’raf (7) pasti saya akan luangkan waktu saya untuk menanggapi Anda…
    Anda seperti tidak sadar bahwa Anda sedang menghadapi seorang Syi’ah!!
    Jadi berargumentasi dengan hadis/riwayat Sunni itu tidak laku di sini!
    Saya pikir Anda masih perlu belajar etika berdialoq yang sehat!!

    Anda jangan seperti ulama Anda; Ibnu Taimiyah Cs yang menghadapi ulama kami dengan bermodalkan kejahilan dan riwayaat-riwayat Sunni!! Sikap demikian hanya bukti kebangkrutan belaka!!
    Ma’af. Semoga Anda mengerti!

  31. Nabi SAW berkata kepada Ali Ra, bahwa Abu Bakar dan Umar adalah Sayyid-nya manusia di surga

    عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ
    كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ طَلَعَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَانِ سَيِّدَا كُهُولِ أَهْلِ الْجَنَّةِ مِنْ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ إِلَّا النَّبِيِّينَ وَالْمُرْسَلِينَ يَا عَلِيُّ لَا تُخْبِرْهُمَا

    Dari Ali bin Abi Thalib: “Aku bersama Rasulullah SAW, datanglah Abu Bakar dan Umar, maka Rasulullah SAW bersabda: “Dua orang ini adalah pemimpin (sayyid) bagi orang dewasa-nya penduduk surga, baik dari awal hingga akhirnya, kecuali para nabi dan rasul. Wahai Ali jangan beri tahu mereka berdua.” (HR. At Tirmidzi No. 3665. Syaikh An najati mengatakan: shahih)

    Hadits serupa juga diriwayakan oleh Ali Ra (No. 3666), dan dari Anas Ra (No. 3664)

    Inilah kabar Nabi SAW kepada Ali Ra, dan Ali Ra ridha terhadap berita itu, shgg beliau juga menyebutnya sebagai manusia terbaik setelah Nabi SAW.

    Allahul musta’an …

    Ibnu Jakfari:

    Kalau Anda memang berani dan punya nyali, tolong sebutkan sanadnya di sini, nanti saya akan buktikan kepalsuannya!!
    Kalau bisanya hanya bertaqlid buta kepada syeikh fulan atau ustadz anu, saya pikir Anda akan sering tertipu!
    Akhi, saya benar-benar kasihan melihat Anda… Anda punya semangat agama yang bagus, tapi sayang belum tepat arah!

  32. pak ibnu jakfari, memang benar kata bapak, abu abdillah itu agaknya ngak ngerti akhlak munadharah! bisanya hanya jualan riwayat-riwayat basi…. saya ingat sebagian riwayat basi itu sudah dibantah kok di sini.. tapi saya lupa yang mana dan di mana?
    saya rasa aneh hadis di atas, apa alasannya nabi melarang Sayyidina Ali (KW) untuk mengabar gembirakan kepada si Abu Bakr dan Umar tentang maqam mereka di sini Allah? Apa takut takabbur? atau takut jadi neglantur? atau …? atau …?
    Aneh ya?!
    Lagian apa yang mejnadikan mereka itu memiliki kedudukan sehebat itu? Apa karena ilmunya? jelas tidak!!
    Apa kerena jihadnya? Ya jelas tidak juga sebab mereka tidak tercatat gigih dalam berjuang!!
    Saya mohon dengan sangat seluruh Sunni se dunia memberi tahu saya siapa orang kafir yang pernah dibunuh Umar dalam perang?
    Atau karena akhlaknya? Juga pasti tidak, sebab nyata-nyata mereka tidak berakhlak di hadapan nabi khususnya ketika beliau sakit menjelang wafat!!
    Karena dermanya? ya juga tidak! Sebab mereka bukan orang yang dermawan!!
    Wal hasil ndak ketemu alasannya mengapa mereka jadi gagah seperti itu!!
    Jadi pasti hadis itu palsu buatan orang-orang yang mau menggunggulkan mereka berdua!! Pasti tujuannya mau nyaingi keutamaan Sayyidina Ali (KW)
    Jadi sakarang bola di tanagnmu wahai abu abdillah, ayo tanggapi tantangan pak jakfari….

  33. bro ibnu jakfari….tampilkan dulu dong hadits terusannya yang ada dalam kitab bukhari…

    apa perlu saya tampilkan sendiri…..

    Ibnu Jakfari:

    Silahkan, kami nanti.

  34. SUDAH TERMASYHUR – KALAU SYI’AH ITU BANYAK BOHONG DA TIDAK AMANAH

  35. Katanya riwayat dari Sunni ga laku disini?
    Tapi anda mengutip hadist2 riwayat dari Sunni..
    Konsisten dong omonganmu Rafidhah

  36. […] Andai Aku Seorang Salafy Pasti Ku Protes Imam Bukhari, Karena Ia Menghina Sahabat Idolaku!!Sayyiduna Abu Bakar & Sayyiduna Umar Membuat Keributan dan Kegaduhan Di Hadapan Rasulullah saw. Sehingga Allah Menegur Mereka! […]

Tinggalkan komentar