Membongkar Kecerobohan Buku “Mungkinkah Sunnah-Syi’ah Dalam Ukhuwah?” (Bag. Pertama)

Membongkar Kecerobohan Buku “Mungkinkah Sunnah-Syi’ah Dalam Ukhuwah?” (Bag. Pertama)

Oleh: Muhammad Bhagas

Lima santri dari Pondok Pesantren Sidogiri menulis buku berjudul “Mungkinkah Sunnah-Syi’ah Dalam Ukhuwah?” (selanjutnya: MSSDU). Buku itu tidak hanya difokuskan untuk menanggapi buku “Sunnah-Syi’ah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?” karya Prof. Quraish Shihab, tapi juga menanggapi beberapa hal terkait dengan Syi’ah yang belum diperinci oleh Prof. Quraish Shihab.

Beberapa hari yang lalu, ketika lagi online, saya melihat ada orang yang menjual cetakan baru buku itu. Lalu segera saya pesan. Alhamdulillah, setelah menunggu 3 hari, buku sampai dengan selamat dan saya pun membacanya. Cetakan terbaru covernya warna hitam, cetakan ketujuh, terbit tahun 1437 H/2016 M.

Jika diperhatikan, buku MSSDU tampak ilmiah. Tampak ilmiah karena menampilkan kutipan-kutipan teks Arab disertai keterangan kitab-kitab yang dijadikan rujukan. Tapi jika lebih teliti lagi, kita akan menemukan beberapa kecerobohan yang dilakukan oleh penulis buku itu.
Baca lebih lanjut

Betulkah Syi’ah Sekte Agama Majusi?

Betulkah Syi’ah Sekte Agama Majusi?

Oleh Muhammad Bhagas (Pemerhati Sunni dan Syiah)

(Buat pembaca blog ini, karena kesibukan sehari-hari ma’af saya belum sempat mengupdate blog ini sekian lama. InsyaAllah saya bisa kembali aktif seperti biasa. Dibawah ini tulisan seorang teman yang menarik untuk dibaca)

Tahukah anda kitab “Nahjul Balaghah”? Kitab tersebut sangat fenomenal. Berisi kompilasi khutbah, surat, dan ucapan-ucapan yang dinisbahkan kepada Imam ‘Ali as, sarat makna dan hikmah. Saking memukaunya, kitab tersebut disyarahkan oleh Syaikh Muhammad ‘Abduh (1849-1905 M), seorang ulama Ahlussunnah yang pernah menjabat sebagai Mufti Mesir.

Siapa penyusun kitab Nahjul Balaghah? Ulama Syi’ah yang populer dengan sebutan Syarif Radhi (359-406 H). Ia merupakan keturunan Imam Musa Al-Kazhim as. Syarif Radhi dikenal sebagai penyair yang handal pada zamannya. Ia wafat di Baghdad, lalu jasadnya dipindahkan ke Karbala. Baca lebih lanjut

Lima Alasan Mengapa Imam Ali as. Disingkirkan Dari Kekhalifahan!

Lima Alasan Mengapa Imam Ali as. Disingkirkan Dari Kekhalifahan!

Sebuah Tinjauan Historis Ideologis

Penggeseran posisi Imam Ali as. dari kekhilafahan yang dilakukan oleh Kelompok Saqifah pimpinan sahabat dari pak Quraisy bukan dikarenakan tidak adanya nash penunjukan, akan tetapi lebih dikerenakan adanya pertimbangan ‘maslahat’ mereka dan pertimbangan-pertimbangan tertentu lainnya. Hal itu dapat kita saksikan dalam beberapa pernyataan para arsitek Kelompok Saqifah itu sendiri.

Dan dalam sejarah hidup para sahabat terlihat jelas adanya pola pandang pada sebagian mereka yang lebih memilih ‘bersikap sendiri’ dan mengedepankan pertimbangan kepentingan dan maslahat, khususnya dalam hal-hal sosial dan bahkan dalam sebagian masalah ibadah. Baca lebih lanjut

Gara-gara Tidak Mau Ta’at Kepada Umar, Allah Mengancam Akan Menyiksa Rasulullah Muhammad Saw!

Gara-gara Tidak Mau Ta’at Kepada Umar, Allah Mengancam Akan Menyiksa Rasulullah Muhammad Saw

Seringkali kita menemukan kajian ulama Ahlusunnah tentang apakah Nabi berijtihad atau tidak; semuanya terikat dengan bimbingan wahyu suci, kita menemukan bahwa mayoritas atau boleh jadi seluruh ulama Ahlusunnah menerima konsep ijtihad Nabi saw…. bahkan lebih jauh mereka dengan bangganya mengatakan bahwa betapa sering Rasulullah saw. salah dalam berijtihad, sehingga Allah menegurnya bahwa mengancamnya dengan siksa sementara para sahabat ijtihadnya benar dan diapresiasi Allah.

Sepertinya ada komposisi yang selalu bersandingan, merendahkan kewibawaan Nabi saw. dan kenabian, dan pengagungan sahabat… seakan tidak absah mengagungkan sabahat tanpa menjatuhkan dan melecehkan wibawa Nabi saw…. atau memang demikian adanya ketika keagungan itu diukir dengan pahat kepalsuan. Baca lebih lanjut

Keistimewaan Para Perawi Hadis Syi’ah (Bag. 1) – Tanggapan Atas Anggapan Ustadz Idrus Ramli

Keistimewaan Para Perawi Hadis Syi’ah (Bag. 1)

Tanggapan Atas Anggapan Ustadz Idrus Ramli dalam: 

http://www.idrusramli.com/2014/syiah-ajaran-yang-penuh-propaganda/

Pendahuluan:

Akhir-akhir ini gencar disebarkan “isu/syubhat” bahwa ulama Mazhab Syi’ah tidak memiliki sanad dan atau kurang memberikan perhatian terhadapnya. Berbeda dengan Ahlusunnah.

Tuduhan ini pertama kali dilontarkan oleh Ibnu Taimiyyah (panutan kaum Wahabi Salafi). Dalam kitabnya Minhâj as Sunnah, ia berkata:

“Sanad (penyebutan mata rantai riwayat_pen) adalah salah satu keistimewaan umat ini. Ia adalah keistimewaan Islam, kemudian dalam Islam ia adalah keistimewaan Ahlusunnah. Dam kaum Rafidhah adalah termasuk kaum yang paling sedikit perhatiannya kepada sanad.”[1]

Lalu datanglah para pengikut Ibnu Taimiyah –yang hanya bertaklid buta- dengan menambah fitnah tersebut, seperti al Mar’asyi, ia mengatakan bahwa Syi’ah sama sekali tidak punya perhatian terhadap sanad karenanya mereka tidak memiliki sanad dalam hadis-hadis yang di atasnya mazhab mereka itu dibangun. Ia berkata: “Keistimewaan ini (isnâd/mata rantai riwayat) itu bersifat mutlak untuk umat Islam. Tetapi ia adalah keistimewaan khusus Ahlusunnah wal Jamâ’ah, Rafidhah dan kelompok ahli bid’ah lainnya tidak memilikinya.”[2] Baca lebih lanjut

Salafy-Wahhabi Menggugat Syi’ah (1)

Salafy-Wahhabi Menggugat Syi’ah (1)

Di antara perkara yang menyebalkan bagi seorang Muslim yang peduli akan masa depan agama dan Umat Islam adalah ketika ia harus membicarakan dan mendiskusikan kembali masalah-masalah agama yang telah didiskusikan dan dibahas tuntas oleh para ulama terdahulu. Akan tetapi sepertinya sulit baginya untuk menghindarinya ketika ia dihadapkan dengan kondisi dimana ia dengan terpaksa harus mengulanginya demi membidas berbagai klaim dan tuduhan tidak berdasar yang dijajakan oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab atau pena-pena komersial yang siap melayani tuan-tuan mereka…

Sebagian orang punya kegemaraan mengulang-ulang pembicaraan seputar masalah-masalah khilafiyah sebagai penyampung lidah fitnah pendahulunya untuk ia pekikkan di tengaah-tengah masyarakat Muslim tanpa bosan dan kekenduran semangat sedikitpun selama beradab-abad! Baca lebih lanjut

Benarkan Para Ulama Ahlusunnah Mencemooh Seorang Yang Belajar Hadis Dari Imam Ja’far ash Shadiq as.?!

 

Persembahan Untuk Mereka yang Suka Mengaku-ngaku!

Seperti yang selama ini kita kenal bahwa kemunitas Muslim Sunni (ASWAJA) adalah mencintai dan menghormati Ahlulbait, keluarga dan keturunan Nabi saw. bahkan lebih dari itu mereka mengklaim sebagai pewaris sejati ajaran Ahlulbait as. (dan bukan Syi’ah)… Ketika kaum Syi’ah menegaskan bahwa mereka adalah pengikut Ahlulbait as. dan mazhab mereka dinamakan mazhab Ja’fari karena Imam Ja’far-lah yang terbuka kesempatan di masa beliau untuk mewariskan ajaran leluhur beliau para imam suci Ahlulbait as. yang mereka warisi dsari Nabi mulia Muhammad saw…. ketika kaum Syi’ah menyatakan itu… segera teman-teman Ahlusunnah berteriak mengatakan: Bohooong! Syi’ah bukan pengikut Imam Ja’far… bukanpengikut Ahlulbait! Kamilah Ahlusunnah pengikut sejati Imam Ja’far!

Baca lebih lanjut

Ahlusunnah Kehilangan Puluhan Ribu Hadis Shahih!

Ahlusunnah Kehilangan Puluhan Ribu Hadis Shahih!

ِAda anggapan sebagian pemula bahwa Sunnah Nabi saw. telah terangkum dalam kitab-kitab hadis standar Ahlusunnah yang ditulis para ulama dan ahli hadis! Sehingga mereka merasa tentram bahwa Slogan yang selalu mereka dengar agar umat Islam kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah Nabi saw. dapat diwujudkan dengan mudah! Sebab Al Qur’an tertulis dan terangkum lengkap dalam mushaf sedangkan Sunnah Nabi saw. juga terekam dengan utuh! Baca lebih lanjut

Benarkah ِAhlusunnah Lebih Mengandalkan Pendapat Umar Dari Hukum Allah dan Rasul-Nya?

Buat Kaum Salafi Yang Sok Sunnati!

Dengan memonopoli nama Ahlusunnah, mereka berusaha mempropagandakan bahwa merekalah pewaris sejati ajaran Rasulullah saw.! tetapi, benarkah demikian kenyataannya, bahwa ajaran agama mereka (kaum Sunni) itu murni diambil dari Sunnah Nabi saw.? banyak kekhawatiran bahwa yang demikian itu hanya sekedar propaganda yang untuk sementara waktu mampu menawan pikiran sebagian kaum awam. Namun dengan meneliti lebih dalam hakikat ajaran mazhab mereka akan segera dikethui bahwa tidaklah demikian kenyataaannya. Baca lebih lanjut

Ahlu Sunnah Versus Ahli Bid’ah!

Ahlu Sunnah Versus Ahli Bid’ah!

Berebut Merek Lupa Esensi

Dua istilah yang sejak lama telah dimonopoli kelompok tertentu untuk mempropagandakan validitasnya dalam mewakili Sunnah dan ajaran murni Islam! Kelompok tertentu itu mengklaim bahwa kelompoknya-lah satu-satunya yang mewakili ajaran/Sunnah Nabi saw. secara utuh dan kâffah! Sedangkan kelompok lain adalah Ahli Bid’ah yang menyimpang dari kemurnian ajaran dan Sunnah Nabi Islam! Baca lebih lanjut

Syi’ah Dan Abdullah ibn Saba’ (Bagian 7)

Sebab Sesungguhnya Pemberontakan Atas Khalifah Utsman ibn Affan

Selagi kita sedang membahas dongeng palsu yang menyebutkan bahwa pemberontakan atas Khalifah Utsman adalah didalangi oleh Abdullah ibn Saba’ dan antek-anteknya yang teracuni pikiran jahat lagi sesatnya… Maka pasti kita ingin mengetahui sebab pasti sesungguhnya yang memicu pemberontakan yang berakhir dengan terbunuhnya Khalifah ketiga Utsman ibn Affan.

Seperti telah diisyaratkan dalam lembaran-lembaran sebelumnya bahwa ketidak-puasan dan kemudian pemberontakan kaum Muslim terhadap Khalifah Utsman tidak lain adalah dipicu oleh faktor-faktor eksternal daan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di masa kekhalifahan Utsman. Dan yang demikian itu bukanlah rahasia bagi Anda yang membaca dan meneliti sejarah masa kekhalifahan Utsman, khususnya paruh terakhir masa kekhalifahannya. Baca lebih lanjut

Dahulu Bani Umayyah Memerangi Imam Ali! Kini Salafy Wahhâbi Memerangi Syi’ah Ali!

Dahulu Bani Umayyah Memerangi Imam Ali! Kini Salafy Wahhâbi Memerangi Syi’ah Ali!

Perda Anti Syi’ah Itu Sudah Ketinggalan Zaman!

Jika dahulu bani Umayyah,  dimulai dengan Abu Sufyan, Mu’awiyah dan Yazid kemudian setelahnya dilanjutkan oleh para penguasa tiran bani Umayyah tak henti-hentinya dengan segala cara memerangi Imam Ali as. simbol Islam dan keimanan… Mulai kekerasan teratur yang mereka langsungkan semasa hidup Nabi saw. terhadap Nabi saw dan Ahlulbait as. serta para sahabat setia beliau hingga mengobarkan peperangan demi peperangan; peran Badar, Uhud, Khandaq dll sebagaimana dicatat dalam sejarah… semua itu telah mereka lakukan untuk memusnahkan Dakwah Islam tetapi hasilnya adalah Islam terus berjaya hingga kota Mekkah (yang saat itu menjadi benteng terakhir kemusyrikan) ditaklukkkan… Islam berjaya… Abu Sfyan, Mu’awiyah, Yazid (abang Mu’awiyah, bukan Yazid anaknya) dan sisa-sisa aimmatul kufri/gembong-gembong kekafiran (bukan-bukan sekedan gembong kaum Musyrik, perhatikan baik-baik!) lainnya betekuk lutut di hadapan kejayaan Islam dan Nabi Muhammad saw. dan kegigihan perjuangan Ali bin Abi Thalib as. dan para sahabat setia lainnya. Baca lebih lanjut

Islam Ahlusunnah Bukan Islam Bani Umayyah! (II)

Islam Ahlusunnah Bukan Islam Bani Umayyah! (II)

Bahaya Islam Umawi Dalam Merusak Agama!

Persembahan Buat Para Salafiyyîn Pemuja Pohon Terkutuk!

Mu’awiyah Menentang Hukum Allah dan Rasul-Nya dengan Biadab!

Seperti telah disinggung dalam artikel sebelumnya bahwa sulit rasanya menghitung-hitung kejahatan Mu’awiyah dan rezimnya terhadap agama ini dan kehormatan hukumnya serta kemuliaan Nabi-nya! Mengakui Ziyâd bin Ubaid (nama asli ayah Ziyâd dari pasangan istri bernama Sumayyah) sebagai anak Abu Sufyân padahal Sumayyah ketika hamil ia masih sah berstatus sebagai istri Ubaid adalah penentangan terang-terangan yang sulit bahkan mustahil dicarikan pembelaannya. Sebab dalam hukum Islam yang diketahui umum oleh semua kaum Muslim baik yang awam apalagi yang berilmu bahwa setiap anak akan diikutkan penasabannya kepada bapak sah bukan kepada bapak biologisnya!

Baca lebih lanjut

Syi’ah Dan Abdullah ibn Saba’ (Bagian 5)

Mengapa Harus Abdullah bin Saba’?

Dalam menjawab pertanyaan di atas, akan terlihat inti permasalahan dalam peluncuran serangkaian episode dongeng Abdullah ibn Saba’. Sebab apabila ditelusuri benang merah dan dicari argumentasinya dalam Al Qur’an dan Sunnah, akan tampaklah pemikiran Syi’ah tentang konsep imamah dan seluruh hal yang terkait dengannya, serta polemik yang terjadi antara mereka dan penganut sekte-sekte Islam lain. Konsep Syi’ah tentang wasiat, kemaksuman dan lainnya akan menyingkirkan mereka yang tidak memenuhi syarat di atas dari panggung imamah dan kepemimpinan umat. Dan ini adalah bencana besar bagi pemikiran non-Syi’ah, yang akan menggoyah kemapanan kemapanan keberagamaan mereka. Oleh karenanya, pemikiran mereka harus dikaitkan dengan sumber non-Islam dan  diidentikkan dengan pemikiran Yahudi. Maka diciptakanlah lakon yang mereka sebut dengan nama Ibnu Saba’ untuk menjadi kambing hitam dan agar semua kecaman dialamatkan kepadanya, sebab dialah yang telah merusak kesatuan umat Islam dan mencemari kesucian ajarannya. Baca lebih lanjut

Syi’ah Dan Abdullah ibn Saba’ (Bagian 4)

Komentar Doktor Ali al-Wardi dalam Kitab Wu’âdz as-Salâthin 

DR. Ali al-Wardi –dosen Universitas Baghdad- dalam kitabnya Wu’âdh as Salâthîn mengawali komentarnya dengan menyebut sebuah peristiwa yang ia alami dengan seorang pendeta, ia mengatakan, “Pada suatu hari saya mendengar seorang pendeta sedang mengolok-olok Islam, ia berkata, “Perhatikan agama ini, di kala ia berada di puncak kejayaan dan kemenangannya, ia terjatuh dalam perangkap seorang asing sejarah tidak mengenal banyak hal tentangnya. Pada saat sahabat-sahabat Muhammad menguasai masyarakat Islam dan menyebarkan ajaran Nabi mereka, kita melihat ada seorang Yahudi masuk ke tengah-tengah masyarakat tersebut dan merobek-robeknya tanpa ada yang mengangkat tangannya untuk mengusir atau menyiksanya.”[1]   Baca lebih lanjut