Demi Kemantapan Akidahmu, Jangan Baca Hadis Ini!

Demi Kemantapan Akidahmu, Jangan Baca Hadis Ini!

Seorang santri aktif nun lugu datang menemui sang Kyai dengan perasaan gundah bingung dan diliputi perasaan ingin tau… ia datang tidak seperti biasanya… setelah mencium tangan penuh berkah sang Kyai, ia pun duduk bersimpuh di hadapannya seakan di atas kepalanya ada seokor burung…. Sang Kyai bertanya, anakku, gerangan apa yang sedang kamu alami, sepertinya ada yang mengguncang jiwamu? Coba jelaskan, pasti Kyaimu ini akan menenagkan kegaduhan jiwamu itu!

Benar, Kyai, ada sesuatu yang benar-benar telah membuat jiwaku guncang, pikiranku gaduh dan yang lebih mengerikan lagi, tambahanya, akidahku yang telah Romo Kyai tanamkan seakan hendak tercabut sampai ke akar-akarnya!

Sepontan sang Kyai duduk tegak mendengarnya! Ada apa ini le?! Bukankah akidah yang telah kita warisi dari Para Salafus Shaleh, dari para imam Ahli hadis, seperti Imam Ahmad dll. dan para ahli tafsir seperti Imam ath Thabari, Imam Ibnu Katsir dkk. sudah cukup mantap?! Lalu apakah yang harus kau risaukan? Mantapkan akidahmu dengan menjadikan mereka sebagai panutan! Jangan dengan bisikan setan-setan jahat dan para dedemit perampok agama!

Le, usirlah bisikan setan itu dengan memperbanyak istighfar dan isti’adzah!

Tapi, Kyai… belum juga selesai melanjutkan omongannya, sang Kyai memotong dan berkata, Tapi, tapi apa?! Tapi Kyai, itu lho, para imam besar kita yang selama ini Romo Kyia anjurkan saya untuk membacanya… justeru mereka mulai merusak akidah saya!

Apa? Tidak! Tidak mungkin… Coba, apa yang kamu baca?!

Itu Kyai, hadis-hadis shahih yang diriwayatkan para ulama dan imam kita itu sepertinya kurang ASWAJA… padahal sejak dulu Pak Kyai kan menanamkan kepada kami bahwa semua sabahat itu ‘udûl/baik dan shaleh… tidak ada yang munafik… jiwa mereka semua, ajma’în telah menyatu dengan sunnah dan didikan Nabi saw.! Mana mungkin ada yang munafik?! Lah wong mereka itu langsung  dididik kanjeng Nabi Muhammad! Semua mereka itu radhiallah ‘anhum wa radhû ‘anhum!

Ya, benar! Mereka semua tidak ada yang munafik! Mereka semua radhiallah ‘anhum wa radhû ‘anhum! Dan jangan pernah ragu mengambil ajaran agama dari mereka! Mereka penyambung lidah suci Kanjeng Nabi saw.!

Jadi, coba baca aja apa yang kamu temukan itu!

Sang santri mulai membacanya, Bismillahir rahmanir rahim, qala kyai mushannif–rahimahullah- lalu ia mulailah membacakan beberapa hadis koleksi para Imam agung Ahlusunnah seperti di bawah ini.

Ibnu Jakfari berpesan:

Dan demi kemantapan akidah ASWAJA kamu, jangan baca hadis-hadis shahih di bawah ini! Itu saran saya.

Terkait dengan tafsir ayat 101 surah at Taubah:

.

وَ مِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الْأَعْرابِ مُنافِقُونَ وَ مِنْ أَهْلِ الْمَدينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفاقِ لا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلى‏ عَذابٍ عَظيمٍ

“Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan) juga (di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu) Muhammad (tidak mengetahui mereka,) tetapi (Kami-lah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.”

Imam ath Thabari meriwayatkan sebuah hadis dari sahabat Ibnu Abbas –radhiyallah ‘anhu– bahwa Rasulullah saw. berpidato pada hari Jum’at lalu di antaranya beliau bersabda:

“Hai fulan, bangun dan keluarlah kamu dari masjid! Kamu munafik! Hai fulan, bangun dan keluarlah kamu dari masjid! Kamu munafik! Beliau mengusir banyak orang dari kalangan kaum munafik dan mempermalukan mereka. Ketika mereka keluar dari masjid, mereka kepergok Umar, melihat mereka, Umar pun bersembunyi, ia malu karena mbolos tidak hadir shalat Jum’at. Umar mengira bahwa orang-orang sudah usai shalat Jum’at… sementara mereka pun bersembunyi, mereka menyangka Umar sudah tau urusan mereka… .”[1]

Imam Ibnu Katsir meriwayatkan sebuah hadis dari riwayat Imam Ahmad dari sahabat Uqbah bin Âmir, ia berkata,

“Rasulullah saw. berpidato di hadapan kami dengan sebuah khuthbah, beliau memuji Allah kemudian berkata, “Sesungguhnya di antara kalian banyak orang munafik! Maka siapa yang aku sebutkan namanya hendaknya ia berdiri! Lalu beliau bersabda, “Berdiri hai fulan! Berdiri hai fulan! Sehingga Nabi saw. mengusir tiga puluh enam orang… .[2]

Hadis serupa juga telah dikoleksi oleh Imam ath Thabarani dalam al Mu’jam al Ausath-nya,1/242. Ibnu Hazm juga mengabadikannya dalam kitab al Muhallâ-nya,11/221.

Romo Kyai, bukankah hadis-hadis ini bertentangan dengan akidah ASWAJA kita yang selama ini Panjenengan sampaikan?!

Apanya yang bertentangan? Tidak ada! Semua beres tidak ada masalah!

Lho itu, Romo. Orang-orang munafik yang diusir Kanjeng Nabi dari masjidnya… mereka itu kan orang-orang munafik! Malah “nemen” (baca keterlaluan) dalam kemunafikan mereka, sampai-sampai Kanjeng Nabi saw. mengusir mereka dan mempermalukan di hadapan umum… di hadapan para sahabat lain!

Tole anakku, kowe kudhu ngerti nak, seng diusir itu bukan sahabat… tapi orang-orang munafik! Bantah sang Kyai.

Penasaran mendengar jawaban sang Kyia, santri berbalik bertanya, ‘Kalau begitu, sahabat Nabi saw. itu siapa dan yang bagaimana?

Sahabat itu ya yang ndak munafik! Yang munafik itu ya bukan sahabat! Mana mungkin ada sahabat yang munafik! Iku kan omongannya kaum zindiq yang mau meruntuhkan agama kita dengan menuduh Nabi saw. punya sahabat munafik! Hati-hati lho kuwe, itu bisikan setan seperti itu! Begitu tegas sang Kyai.

Mendengar jawaban itu sang santri menjadi bingung  tidak ketulung. Benar juga ya apa yang di  sampaikan Romo Kyai… mana mungkin sabahat ada yang munafik dan mana mungkin kaum munafik itu termasuk sahabat Nabi saw.

Tapi yen dipikir-pikir, orang-orang munafik itu juga Muslim dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ikut shalat di belakang Nabi saw. di masjidnya. Lalu apa yang membedakan sahabat yang munafik dari sahabat yang tidak munafik? Bingung juga ya! Pikiran sang santri mulai mudeng bingung orah karuan…!

Romo, ma’af, saya masih bingung atas keterangan yang Romo sampaikan tadi. Bolehkah saya bertanya untuk mengusir kebingungan pikiran saya?

Monggo, silahkan tanya aja… nanti Romo jawab… pasti mantap jawabannya.

Romo, bagaimana caranya membedakan orang-orang yang munafik di zaman Nabi saw. dengan sahabat terpuji Nabi saw.? Biar kita tidak salah pilih dan salah puji?! Tanya santri

Oh, itu yang ingin kowe tanyakan?  Yo gampang le! Pokoknya yang diusir Nabi saw. dari masjid berarti dia yang munafik! Gampang kan? Gitu aja kok repot!

Mereka itu siapa Kyai? Siapa nama-nama ketiga puluh enam orang munafik yang diusir Nabi itu, biar kita tidak keliru! Jangan-jangan nanti kita sû’udzdzan, yang baik kita anggap munafik! Atau sebaliknya, yang munafik kita percayai sebagai penyambung lidah Nabi saw,? Yang bahaya Romo?!

Itulah masalahnya, mengapa dahulu para imam kita tidak menyebutkan nama-nama mereka yang diusir Nabi saw., biar kita bisa mengetahuninya! Tapi sudahlah jangan terlalu dirisaukan, yakini dan jalani aja yang sudah ada! Manut aja kepada para salaf kang shaleh, biar selamat! Lanjut Romo Kyai.

Tapi… belum usai sang santri bicara, Pak Kyai memotongnya lagi…

Tapi apa le? Kamu bingung gara-gara baca hadis-hadis tadi? Makanya jangan suka baca yang begituan… buat bingung… Romo sendiri ya bingung… tapi sudah lah jalankan yang ada saja!

Mendengar omangan sang Romo Kyai, santri itu menggerundal dalam hatinya… kalau mereka yang munafik itu belum ketahuan nama-nama mereka, lalu bagaimana kalau ternyata di antara mereka itu termasuk yang selama ini kita anggap sahabat baik dan mulai Nabi saw. atau yang dikenal dekat persahabatannya dengan Nabi saw.!

Selain itu, sepertinya, Romo Kyai mungkin belum membaca hadis riwayat Imam Muslim,8/122 dari sahabat Ammar bin Yasir –radhiallah ‘anhu–  bahwa Nabi saw. bersabda:

.

في أصحابي إثنا عشر منافقا…

“Di antara para sahabatku ada dua belas orang munafik …”

Romo, Tanya sang santri, dalam hadis Imam Muslim di atas, Nabi saw. justeru mengatakan bahwa orang-orang munafik itu dari golongan sahabat beliau! Tapi Romo kok bilang, kaum munafik bukan dari golongan sahabat Nabi?!

Anakku, Romo sudah baca hadis shahih Imam Muslim yang kamu baca tadi… tapi pokoknya, kaum munafik itu bukan sahabat Nabi saw. (TITIK!). Kamu, jangan sering baca hadis-hadis seperti itu! Tidak baik. Nanti dapat merusak akidahmu! Pesan sang Romo Kyai.

Bukankan akidah kita harus dibangun di atas nash-nash shahihah, Romo?! Tegas sang santri.

Ya, benar, le. Tapi kalau ada hadis shahih yang merusak akidah, ya harus dita’wil… kalau repot, ya jangan dihiraukan… tutup saja.. jangan dibacakan kepada umum! Itu harus tetap disimpan rapat sebagai rahasia dapur kita… nanti kalau kamu sudah menjadi Kyai seperti Romo ini, kamu pasti ngerti betapa pentingnya merahasiakan sebagian  hadis shahih demi kemantapan akidah kita!

Mendengar apa yang disampaikan sang Kyai, santri itu teringat ayat Al Qur’an yang berbunyi:

.

يا أَهْلَ الْكِتابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْباطِلِ وَ تَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَ أَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang batil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui.” (QS. Âlu Imran;71)

Romo, bukankah Al Qur’an telah mengecam ulama yang menyembunyikan kebenaran/al haq!

Anakku, ayat itu untuk para pendeta Yahudi dan Nashrani, bukan untuk kami. Kami ini ulama pawaris para nabi as.! Jadi jangan sembarangan menuduh Romo!

.

Jadi, kalau ulama Islam merahasiakan kebenaran dan menjual al haq dengan al bathil boleh, Romo?

Hus, diam kamu, mengapa kamu menjadi cerewet sekarang!

 


[1] Tafsir Jâmi’ al Bayân; ath Thabari,11/10. Hadis di atas juga dapat Anda baca dalam tafsir Ibnu Katsir, 2/399.

[2] Tafsir Ibnu Katsir,2/399.

37 Tanggapan

  1. wah keliatannya ustaz jakfari bangkit lagi…. itu yang aku tunggu…
    sekali terbit lagi buat kebrakan.
    hebat taz.. mantab tulisannya..
    tuh surh meneladani mereka yang gila sahabat asal-asalan…
    buka warong miras!!!!!!
    bunuh kaum muslim……… pasti dapat hidayatullah…….. sesab ente niru sahabat!
    Dasar otak udang!!!!!

  2. hahahaha….

    begitulah Potret kehidupan keberagamaan kita…. Yg anti Kritik….!!

    TURUT PERIHATIN

  3. Sungguh kritis si santri… Andaikan semua dapat mengerti keadaan “dapur” ahlul bait nabi saat itu…
    Benar, mereka semua sungguh “awam”…

    Jalan terus ibnu jakfari…!

    Semoga Allah selalu meridhai kita semua…
    Semoga di telaga Haudh dapat bersama2 dengan nabi kita dan di beri syafaat nya… amin…. sesuai dengan sabda beliau,

    Dari Abi Sa’id Al-Khudzri berkata :” Rasulullah SAW bersabda : aku tinggalkan pada diri kalian 2 hal, salah satunya lebih besar dari yang lain, yaitu kitabullah (al-Qur’an) sebuah tali penghubung yang dibentangkan dari langit ke bumi, dan keturunannku ahlu bait-ku, sesungguhnya keduanya tidak akan terputus hingga datang sewaktu di telaga Haudh “(H.R. Tirmidzi, Ahmad, Ibn Abi Syaibah, Abi Ya’la, dan lain-lain).

    Aminnn Ya Rabb

  4. tolong kirimkan ke alamat kami apa yang ada disini

    • kami bingung sama as waja seolah olah dia yng paling benar…sungguh menghirankan padahal mereka antek antek yahudi yang di laknat oleh allah rasulnya dan orang orang mukmin..ani bin ajaib mengaku pengikut rasul sww. dan ahlul baytnya padahal mereka musuh allah rasulnya dan kaum mukmin..

  5. @salam tadz Jakfari
    maraknya bom bunuh diri terkini baik di luar negeri maupun di dalam negeri yg menimpa umat Islam dengan menjadikanya perbuatan membunuhi manusia lain baik nonmuslim maupun sesama muslim mungkinkah terinspirasi kisah seorang sahabat khalid bin walid sang “saefullah” yang membunuhi sahabat nabi lainnya..? diakah muslim pertama dengan darah dingin membunuh muslim lainnya? benarkah dia mendapatkan gelar Saefullah dari Nabi Saw padahal banyak riwayat tentang dia yg sangat tercela (Khalid bin Walid (Dialah pembunuh Malik bin Nuwairah bin Hamzah At-Tamimi pada peristiwa “Al-Bithah”, dan langsung memperkosa bekas istrinya, Ummu Tamim binti Al-Minhal, pembantaian suku Judzaimah dan membakar Bani Salim hidup-hidup di zaman Abu Bakar)?

  6. waduh kacau nih kalau begini…. kenapa ya Nabi mendadak menjadi keras sikapnya begitu?
    Keterlaluan kali orang2 munafik itu!
    Yang ajibnya lagi Sayyidina Umar tidak soalh jumatan bareng nabi… IKUT AAAHi

  7. salut buat ustaz…..,
    kami dukung untuk menyebarkan ajaran ahl bayt di negeri tercinta ini, agar rahmat Allah dapat tercurahkan kenegeri ini baik dari langiut maupun dari bumi…

  8. HEBAT APANYA.. WONG GILA DIBILANG HEBAT! EDAN SEMUA YANG SETUJU DENGAN TULISAN GILA SI JAKFARI GUNDUL ITU!!!

  9. Ijin share ustad … Siip Ganyang ke tak adilan ! Muak sama kebatilan …

    ___________
    Ibnu Jakfari:

    Silahkan tapi jangan lupa sebutkan sumber/link nya ya?!
    Makasih

  10. @Ibnu Jakfari : salam n salut buat antum, izin copy ya akhi…syukran

    _________
    Ibnu JakfarI:

    Silahkan tapi jangan lupa cantumkan sumbernya ya?
    Syukron

  11. di akhir cerita sang kyai harus DILAKNAT tuh karena kyai dah terkena hukum ayat dari surat Al-Baqarah : 159

    “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela’nati,”

  12. Hidayah adalah hidayah.

  13. اللهم انى اعوذبك من فتان هذا الزمان

  14. sing sareh mas……OJO NESU karo mas ibnu jakfari, lho wong kui nyoto kok mas, sohih, ahsan . nek arek nyangkal kar
    o “daliil” ojo karo “rokyu” oke…?

  15. sungguh muslia sahabat hawariyyin, mereka yang berkhianat satu dari dua belas orang, sungguh buruk sahabat nabi mereka semua munafik kecuali tiga orang saja

  16. bila kita tanya, orang yahudi dan nasrani, sipa yang paling mulia dianatra kalian, tentu para sahbat nabi kami, bila kita tanya kepada sekte syiah siapa yang paling buruk diantara kalian, sahabat nabi kami

  17. Demi Kemantapan Akidahmu, Jangan Baca Situs Ini!

    • Sudah terlanjur dibaca Pa’ Tovan, tapi memang benar yg ini benar2 menyesatkan, mereka tidak tahu malu selalu mengolok2 para sahabat Nabi saw, yang mana mereka semua adalah mulia bukan saja dihadapan kita, tapi Alloh sendiri Wallahu ‘alam bishowab.

  18. Asww, Kayanya kyainya aja yang nggak pandai menjelaskan, klo memang kyainya orang yang pandai tentu bisa menjelaskan hal2 yang tidak terlau rumit seperti pertanyaan diatas. Klo perlu penulis boleh mengujinya kepada ulama Aswaja yang pandai tentang pertanyaan diatas. Afwan. Wassalam.

  19. Hai orang2 gila….. apakah kalian masih ga’ sadar (alias gila) bahwa para sahabat Nabi SAW itu mendapat gelar “ra” yg berarti Alloh meridhoi perbuatanya, tapi knapa kalian masih mengolok2 para sahabat NabiSAW yang mereka semua jelas2 mulia, bahkan Alloh menjamin syurga baginya, pelase deeh….sebaiknya kalian segera bertaubat kepada Alloh SWT. Dan smoga Alloh menerima taubat kalian smuaaa…

    Ibnu Jakfari:

    Pada ayat apa yang Allah menggelari mereka semua dengan RA?!

    • Masha’ Alloh betul sekali pa’ Abdulloh knapa selama ini kita lupa dengan gelar para sahabat Nabi saw, yaitu “ra” yang mana Alloh meridhoi perbuatan mereka dan mrka termasuk yg dijamin Alloh masuk syurganya.

  20. yang harus kita ingat :
    yang pertama..
    Rasulullah SAW tidak pernah menceritakan keburukab orang lain..
    apa lagi berkata diantara sahabat’a ada yang munafik..??
    bila itu terjadi islam gak akan besar seperti ini karna pasti akan menjadi perdebatan antara para sahabat tentang siapa orang2 munafik itu
    dan irtu akan memecah belah ukuwah di antara para sahabat..

    yang kedua :
    andai pun beliau tau siapa saja orang yg munafik itu
    pasti Rasul tidak akan diam..
    Rasul pasti memperbaiki akhlak mereka dengan ilmu Al-Qur’an yg di ajarkan Allah SWT..

    yang ketiga :
    sungguh Sifat Rasulullah jauh dari apa yg di ceritakan oleh hadist di atas
    karna tak ada yang di cintai Rasulullah di dunia ini selain umat’a
    dan Rasulullah tau klw Dia adalah utusan Allah yang rahmatan lil alamin
    rahmat bagi sluruh alam
    rahmat untuk orang2 yg beriman
    rahmat untuk makhluk di langit dan bumi dan
    rahmat untuk orang2 kafir sekalipun

  21. astaghfirullah al’azim…sekarang saya tahu kenapa syiah itu amat menyesatkan!bertaubatlah kawan2 ku sekalian…hadis2 yg dibawakan oleh imam kamu adalah sesat n tdak benar sama skali!

    SIA-SIALAH KALIAN HIDUP DI DUNIA ANDAI MENGIKUTI FAHAMAN YG SALAH..MERANA DI AKHIRAT AKIBAT PERCAYA BENDA2 KARUT INI! 😦

    • Saya benar2 ga tau entah anda itu bodoh sekali atau memang sedang bercanda. Itu riwayat2 diambil dari kitab2 hadits karya ulama2 aswaja, kenapa malah anda menyalahkan imam syiah?

  22. Ust. Ja’fari mohon untuk ditampilkan teks aslinya Tafsir Ibnu Katsir,2/399

  23. ——————————————————————————–

    وقال السدي ، عن أبي مالك ، عن ابن عباس في هذه الآية قال : قام رسول الله صلى الله عليه وسلم خطيبا يوم الجمعة فقال : “اخرج يا فلان ، فإنك منافق ، واخرج يا فلان فإنك منافق”. فأخرج من المسجد ناسا منهم ، فضحهم. فجاء عمر وهم يخرجون من المسجد فاختبأ منهم حياء أنه لم يشهد الجمعة (3) وظن أن الناس قد انصرفوا ، واختبئوا هم من عمر ، ظنوا أنه قد علم بأمرهم. فجاء عمر فدخل المسجد فإذا الناس لم يصلوا ، فقال له رجل من المسلمين : أبشر يا عمر ، قد (4) فضح الله المنافقين اليوم. قال ابن عباس : فهذا العذاب الأول حين أخرجهم من المسجد ، والعذاب الثاني عذاب القبر (5)
    ================================================== ====
    terjemahan selengkapnya

    Berkata Imam As Sadii, dari Abu Malik, Dari Ibnu Abbas tentang ayat ini ( At Taubah:101), Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Salaam berdiri sebagai khatib di hari Jum’at, lalu beliau berkata: “keluar kamu yaa fulan, sesungguhnya engkau orang munafik, dan keluar kamu yaa fulan, sesungguhnya engkau orang munafik”, maka Nabi mengeluarkan orang2 dari mereka (para munafik yg disebut tadi) dan mempermalukan mereka. Lalu datang-lah Sayyidina Umar dan mereka (orang2 muna) sedang keluar dari masjid lalu beliau bersembunyi dari mereka karena malu beliau tidak hadir shalat jum’at, beliau menyangka bahwa orang-orang sungguh sudah keluar (selesai shalat). orang-orang munafik bersembunyi dari Sayyidina Umar, mereka menyangka bahwa Sayyidina Umar sungguh telah mengetahui perihal urusan mereka (maksudnya kemunafikan mereka yang dibongkar oleh Rasulullah). Lalu Sayyidina Umar datang dan masuk ke dalam Masjid (Nabawi) pada saat itu orang-orang belum menunaikan shalat (Jum’at). lalu seorang laki-laki dari kaum muslimin (salah seorang sahabat Nabi) berkata Saksikanlah wahai Umar, Allah sungguh telah mempermalukan kaum munafiqin hari ini. Sayyidina Ibnu Abbas berkata ini adalah adzab pertama (bagi orang munafik) ketika mereka dikeluarkan dari Masjid (Nabawi) dan adzab yang kedua adalah adzab qubur.

  24. apa untungnya melihat keburukan orang lain,lihatlah keburukanmu sendiri.debu-debu yang menempel pada pelana kuda sahabat itu lebih mulya dibanding dengan orang-orang yang suudzan pada mereka.Pengorbanan anda pada agama seberapa dibanding dengan para sahabat ra.mbok jangan suudzan.Suni dan syiah adalah produk politik .dan anda tau sendiri politik itu menghalalkan segala cara.Pedoman hidup kita orang Islam Al Qur an dan Sunah osulullah Saw.OK

  25. koreksi dulu sebelum menuliskan As-Sunnah,
    jangankan kepada orang munafik, kepada orang yang bukan islam serta membenci Nabi s.a.w, sendiri pun, Nabi s.a.w, tidak membecinya,
    apa lagi pada mereka umat islam,
    hadist di atas itu sungguh bertentangan dgn sifat Nabi s.a.w,
    sifat dan sikap Nabi s.a.w, itu adalah Al-Qur’an, kitabullah,
    dan Nabi s.a.w, tdk pernah membenci sesama orang saudara muslim apatah lagi sampai mengusir dari masjid, dari rumah Allah,

    perkataan di atas itu karangan siapa,?????

    Dan apa pernah Umar r.a, bolos dari ibadah jum’at itu,

    koyol betul postingan diatas itu,

    asta’fika

    Ibnu Jakfari:

    Kang mas, tolong dirujuk aja sumber yang saya sebutkan! Kalau tidak ada baru Anda boleh protes di sini.

  26. pemahaman awal saja sudah keliru bagaimana lagi memahami Haditsnya.

    seolah2 Nabi itu hidup hanya dengan shahabatnya saja, padaha Nabi adalah pemimpin umat Islam secara umum, dimana ada yang murni shahabat yang adil, ada orang2 arab badui dan ada yang munafiq juga,

    penyebutan munafiq disini jelas murni kepada orang2 munafiq bukan kepada shahabat yang secara jelas dan terang Nabi jamin keadilan dan kejujuran merka. dan nabi jamin surga atas mereka.

    tidak perlu menciptakan pemahaman keliru tentang kehidupan Nabi, di kitab manapun sudah terang menjelaskan diisni adalah munafiq, bukan shahabat..

    hanya syiah seperti anda, yang menolak hadits mengkafirkan shahabat Nabi. menerima mentah2 Hadits2 dari imam yang level Jarh wa Ta’dhil Nol Besar,

    dan sekarang dimana sedang mencari2 cara untuk menjatuhkan Shahabat Nabi sebagai pembenaran doktrin syiah. tidak perlu bertaqiyah

    sikap anda hanya menunjukan kekerdilan anda sebagai manusia, yang mengikuti hawa nafsu. anda tahu kebenaran tapi anda campakan. anda lebih mengikuti hawa nafsu anda.
    ________________________

    Ibnu Jakfari:

    Akhi sepertinya Anda punya semangat yang militan dalam mempeprtahankan doktrin lama mazhab Anda bahwa semua sahabat itu adil! Saya menghargai sikap dan semangat Anda itu. Hanya saja sayang sepertinya Anda tidak memiliki argumen yang cukup!

    Akhi, terlepas dari caci maki saya mau bertanya dan tolong Anda jawab derngan jujur dan ilmiah: Apa defenisi ORANG MUNAFIK itu?

    Tidakkah orang MUNAFIK itu juga secara formal mengucapkan syahadatain? Shalat di belakang Nabi saw.? Dan kalau mati juga dishalati Nabi dan kaum Muslimin (para sahabat lain)? Hadir di masjid Nabi saw. untuk mendengar ceramah, pidato Jum’at dll.? Ikut berjuang bersama Nabi saw.
    Lalu tolong defenisikan SAHABAT menurut ulama mazhab Anda?
    Sudah saya cukupkan dulu… biar tidak terlalu membebani pikiran Anda.

    • Tidak perlu berpanjang lebar saya berdialog kepada anda yang sama sekali tidak dewasa dalam menyikapi kebenaran.. sederhana sajalah tidak perlu panjang lebar

      anda tahu abdullah bin ubay yang merupakan munafiq hidup disekitar nabi, bersama nabi, syahadat juga shalat juga.. toh tidak disebut sahabat… tetap disebut munafiq,

      untuk hal sederhana seperti ini saja anda sudah terlihat mau menyamaratakan antara shahabat nabi yang dikenal adil dan diridhai Rasul serta dijamin masuk surga,, dengan penduduk medinah secara umum,, atau masyarakat muslim secara umum yang hidup bersama nabi.

      anda tidak perlu menggiring opini menyamaratakan antara masyarakat muslim yang hdiup dizaman nabi itu shabat Nabi..

      karena masyarakat muslim luas, munafiq juga ada, badui juga ada di dalamnya. apakah anda mau menyamakan…

      Ibnu Jakfari:

      Saya tidak ingin memaksa Anda meyakini bahwa munafik itu juga sahabat! Itu hak Anda. tapi tentunya perlu bukti!
      Sebelum terbongkar kedok kemunafikan, bukankah dia masih dianggap sahabat juga? Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengetahui dengan pasti bahwa dia itu munafik?
      Lalu apakah semua munafik di zaman Nabi saw. yang juga bergabung dengan para “sahabat Nabi” itu sudak diketahui jati diri mereka?
      Jika jawabnya sudah, apa buktinya?!
      Jika jawabnya belum, yang itu artinya di antara mereka yang Anda kira “sahabat” jangan-jangan juga munafik, hanya saja Anda belum mengenalinya!!

  27. ha..ha.. ketahuan mereka

  28. Memang benar hancurnya umat islam oleh penganutnya sendiri, khususnya bagi orang-orang yang mudah dipengaruhi, itulah janji syetan terlaknat, ketika diusir Allah karena durhaka kepada Allah, Karena itu fahamilah quran sebagai sumber hukum, untuk mengetahui hadits yang sesuai dengan quran, jika tidak kembali kepada Quran maka sangat mudah sekali didokrin kebathilan oleh berbagai hadits palsu oleh orang-orang munafiq yang berwajah Islam
    1. Akan diadu domba sesama Muslim dengan dalil hadits.
    2. Propokasi pertama dituduh para sahabt nabi yang munafiq agar membencinya, padahal sahabt rasul pasti tidak munafiq, ini dibuktikan bahwa perkembangan Islam berkembang didunia, peran utama para SAHABAT tidak bisa dipungkiri, dan disebarluaskan Allah melalui para sahabat Rasul yang beriman.
    3. Perpecahan umat menjadi bergolongan karena peran orang-orang munafiq, bukan menyatukan akan tetapi malahan merusak persaudaraan sesama muslim sendiri s.2 ;ayat 9,10,11,12,13,14.
    4. Banyak umat Islam termasuk yang ngerti Islam, hanya memperdalam Hadits, sedangkan Alquran dilupakannya, smentara hadits lebih banyak palsunya.
    5. Orang-orang yang berpegang lebih banyak hadits dan sedikit Alquran akan mudah sekali terkena sifat munafiq, karena bertauhidnya kepada Allah tidak kokoh.alias mudah dipengaruhi.
    6. Jika ingin mengetahui kemunafikan seseorang, berimanlah dahulu kepada Allah secara murni, maka Allah akan menunjuki siapakah yang munafiq, cirinya banyak omong kebaikan akan tetapi tak bisa dibuktikan dengan perbuatannya, siapapun orangnya.
    7. Alquran memerintahkan lakukan kebaikan apa yang engkau mampu bukan ingin meniru siapapun, tidak akan engkau mampu melakukannya, apalagi meniru para sahabat dengan menamakan dirinya salafy atau sebangsanya, jadilah dirrimu sendiri dengan cara kenalilah tuhanmu, pasti engkau tahu siapakah dirimu, semua orang hidup pasti berbeda cara hidupnya, berkeuarga, berjual beli, bekerja bergaul dan beragama islam, akan tetapi ketika engkau Tuhannya hanya Allah yang Esa, maka engkau akan sama tujuannya, ingin memperoleh ridha Allah swt, perbedaan itulah menunjukkan kebesaran dan sifat keadilan Allah swt

    • Makanya ya, ada orang yang bilang bahwa kalau jadi orang itu jadilah yang bodoh, soalnya biar gak jadi masuk neraka karena tidak tahu kalau yang dilakukan salah. Soalnya para ahlul bait, shahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, serta ulama yang jadi rujukan untuk lebih memahami ajaran agama. Jadi kalau salah ya, paling tidak yang bodoh ini tidak salah, karena gak tau. Trus soal orang munafik itu, sampai gimanapun kita sulit bahkan tidak bisa memastikan siapa2 saja. Lha wong dari umat saat ini saja kita tidak tahu. Kemunafikan itu kan di hati, tanggungjawabnya sama Allah ta’aala. Biar Allah lah yang menilai kemunafikan umat Rasulullah saw. Yang penting kita berusaha untuk menghindari kemunafikan semaksimal mungkin. Kan ciri2nya sudah dibocorkan. Wallahu a’lam. Semoga kita semua bisa terhindar dari kemunafikan.

  29. […] Demi Kemantapan Akidahmu, Jangan Baca Hadis Ini!  Hadis-hadis tentang Sahabat yang munafik […]

Tinggalkan Balasan ke Sayid Akhmad Fauzi bin Yahya Batalkan balasan