Mengenang Hari Syahadah Cucu Agung Rasulullah Saw.; Imam Ja’far ash Shadiq as.

Imam keenam: Imam Ja’far ash Shadiq as.

Mengenang Hari Syahadah Cucu Agung Rasulullah Saw.; Imam Ja’far ash Shadiq as.

Ayah: Imam Muhammad al Baqir as.

Ibu: Fathimah (putri al Qasim bin Muhammad putra Abu Bakar).

Temapat & tanggal lahir: Madinah al Munawwarah pada tanggal sepuluh bulan Rabiulawal tahun 83 H.

Wafat: Di Madinah pada tanggal dua puluh lima [25] bulan Syawwal tahun 148 H dalam usia 65 tahun. Dan ada yang mengatakan dalam usia 68 tahun, akibat diracun. Beliau meninggalkan enam orang putra dan satu anak perempuan.

Beliau dikebumikan di pemakaman al Baqi’.

Sekelumit tentang keutamaan Imam Ja’far ash Shadiq as. Baca lebih lanjut

Lima Alasan Mengapa Imam Ali as. Disingkirkan Dari Kekhalifahan!

Lima Alasan Mengapa Imam Ali as. Disingkirkan Dari Kekhalifahan!

Sebuah Tinjauan Historis Ideologis

Penggeseran posisi Imam Ali as. dari kekhilafahan yang dilakukan oleh Kelompok Saqifah pimpinan sahabat dari pak Quraisy bukan dikarenakan tidak adanya nash penunjukan, akan tetapi lebih dikerenakan adanya pertimbangan ‘maslahat’ mereka dan pertimbangan-pertimbangan tertentu lainnya. Hal itu dapat kita saksikan dalam beberapa pernyataan para arsitek Kelompok Saqifah itu sendiri.

Dan dalam sejarah hidup para sahabat terlihat jelas adanya pola pandang pada sebagian mereka yang lebih memilih ‘bersikap sendiri’ dan mengedepankan pertimbangan kepentingan dan maslahat, khususnya dalam hal-hal sosial dan bahkan dalam sebagian masalah ibadah. Baca lebih lanjut

Kuliah Akhlak [12]: Al Takabbur wa at Tawadhu’

Al Takabbur wa at Tawadhu’[1]

Berkata Syeikh al Arif Billah; Syeikhul Islam Abbas al Qummi –radhiyallahu ‘anhu-:

Upayakan sedemikian rupa agar kamu tidak bersikap sombong, sebab orang-orang yang sombong di hari kiamat akan dikumpulkan dalam postur semut kecil, lalu dinjak-injak manusia, karena mereka tidak bernilai sedikitpun di sisi Allah.

Allah –Ta’ala- berfirman:

فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعِيْنَ إِلاَّ إِبْلِيْسَ اسْتَكْبَرَ و كانَ مِنَ الكافِرِيْنَ.

“Lalu seluruh malaikat bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” (Q.S. Shaad [38];73-74) Baca lebih lanjut

Gara-gara Tidak Mau Ta’at Kepada Umar, Allah Mengancam Akan Menyiksa Rasulullah Muhammad Saw!

Gara-gara Tidak Mau Ta’at Kepada Umar, Allah Mengancam Akan Menyiksa Rasulullah Muhammad Saw

Seringkali kita menemukan kajian ulama Ahlusunnah tentang apakah Nabi berijtihad atau tidak; semuanya terikat dengan bimbingan wahyu suci, kita menemukan bahwa mayoritas atau boleh jadi seluruh ulama Ahlusunnah menerima konsep ijtihad Nabi saw…. bahkan lebih jauh mereka dengan bangganya mengatakan bahwa betapa sering Rasulullah saw. salah dalam berijtihad, sehingga Allah menegurnya bahwa mengancamnya dengan siksa sementara para sahabat ijtihadnya benar dan diapresiasi Allah.

Sepertinya ada komposisi yang selalu bersandingan, merendahkan kewibawaan Nabi saw. dan kenabian, dan pengagungan sahabat… seakan tidak absah mengagungkan sabahat tanpa menjatuhkan dan melecehkan wibawa Nabi saw…. atau memang demikian adanya ketika keagungan itu diukir dengan pahat kepalsuan. Baca lebih lanjut

Keistimewaan Para Perawi Hadis Syi’ah (Bag. 7) Membongkar Hadis-hadis Palsu

Keistimewaan Para Perawi Hadis Syi’ah (Bag. 7) Membongkar Hadis-hadis Palsu

Tanggapan Atas Anggapan Ustadz Idrus Ramli dalam: http://www.idrusramli.com/

2014/syiah-ajaran-yang-penuh-propaganda/.

Para ulama Islam, baik Syi’ah maupun Ahlusunnah sepakat meriwayatkan dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda akan banyak banyak pembohong yang berbohong atas nama beliau, dan beliau mengancam para pemalsu hadis itu dengan neraka. Bakhan tidak sedikit yang memastikan bahwa hadis tentangnya adalah mutawâtir.

Nabi saw. bersabda:

كثرت الكذابةُ علَيَّ , فَمَنْ كذب علَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْتَبَوَّأْ مقْعَدَهُ مِنَ النارِ

“Akan banyak para pendusta atas namaku, maka barangsiapa berdusta atas namaku hendakanya ia bersiap-siap menampati tenpatnya di neraka.”

Namun kendati demikian karas ancaman Nabi saw atas para pemalsu hadis beliau tetap saja para penjual agama dan menjaja hawa nafsu itu berani memalsu atas nama Nabi saw.

Hadis Mawhdû’, Motivasi Pemalsuan dan Macam-macam Pemalsu

Dalam kitab Al Mawdhû’ât-nya, Ibnu Al Jauzi (seorang ulama Ahlusunah yang sangat produktif menulis banyak kitab) mengklasifikasikan kualitas hadis menjadi enam tingkatan; Keempat, adalah hadis yang terdapat kelemahan di dalamnya akan tetapi masih dapat ditoleransi, ia adalah hadis Hasan… Kelima, hadis yang sangat lemah, banyak kegoncangannya. Sikap para ulama’pun berbeda tentangnya ada yang menganggap dekat dengan status hasan dan ada pula mengelompokkannya dalam hadis Mawdhû’ (palsu). Baca lebih lanjut

Keistimewaan Para Perawi Hadis Syi’ah (Bag. 6) Kerja Kolektif Dalam Mengkodifikasi Hadis

Tanggapan Atas Anggapan Ustadz Idrus Ramli dalam: http://www.idrusramli.com/

2014/syiah-ajaran-yang-penuh-propaganda/.

 Keistimewaan Keenam: Kerja Kolektif Dalam Mengkodifikasi Hadis

Tidak diragukan Lgi bahwa kerja kolektif dalam menyeksi dan mengkodifikasi hadis lebih utama dari kerja pridabi… dari sini, sebagian ulama dan perawi hadis Syi’ah bangkit melakukan pengumpulan hadis dalam buku-buku khusus secara kolektif dengan menyertakan rekan seperguruan yang memiliki kesamaan jalkur periwayatan, hal mana tentu lebih mengandung unsur ketelitian dan banyak faedah serta lebih jauh dari kesalahan. Di antara para ulama dan perawi hadis Syi’ah –yang tentunya mereka tidak sekedar pariwayat hadis tetapi juga sebagai ahli-ahli Fikih dan ilmu-ilmu Islam lainnya, seperti akan dijelaskan pada eistimewaan berikut nanti- yang melakukan kerja kolekfif dalam mengkodifikasi dan menghimpun hadis adalah: Baca lebih lanjut

Keistimewaan Para Perawi Hadis Syi’ah (Bag. 1) – Tanggapan Atas Anggapan Ustadz Idrus Ramli

Keistimewaan Para Perawi Hadis Syi’ah (Bag. 1)

Tanggapan Atas Anggapan Ustadz Idrus Ramli dalam: 

http://www.idrusramli.com/2014/syiah-ajaran-yang-penuh-propaganda/

Pendahuluan:

Akhir-akhir ini gencar disebarkan “isu/syubhat” bahwa ulama Mazhab Syi’ah tidak memiliki sanad dan atau kurang memberikan perhatian terhadapnya. Berbeda dengan Ahlusunnah.

Tuduhan ini pertama kali dilontarkan oleh Ibnu Taimiyyah (panutan kaum Wahabi Salafi). Dalam kitabnya Minhâj as Sunnah, ia berkata:

“Sanad (penyebutan mata rantai riwayat_pen) adalah salah satu keistimewaan umat ini. Ia adalah keistimewaan Islam, kemudian dalam Islam ia adalah keistimewaan Ahlusunnah. Dam kaum Rafidhah adalah termasuk kaum yang paling sedikit perhatiannya kepada sanad.”[1]

Lalu datanglah para pengikut Ibnu Taimiyah –yang hanya bertaklid buta- dengan menambah fitnah tersebut, seperti al Mar’asyi, ia mengatakan bahwa Syi’ah sama sekali tidak punya perhatian terhadap sanad karenanya mereka tidak memiliki sanad dalam hadis-hadis yang di atasnya mazhab mereka itu dibangun. Ia berkata: “Keistimewaan ini (isnâd/mata rantai riwayat) itu bersifat mutlak untuk umat Islam. Tetapi ia adalah keistimewaan khusus Ahlusunnah wal Jamâ’ah, Rafidhah dan kelompok ahli bid’ah lainnya tidak memilikinya.”[2] Baca lebih lanjut

Benarkan Para Ulama Ahlusunnah Mencemooh Seorang Yang Belajar Hadis Dari Imam Ja’far ash Shadiq as.?!

 

Persembahan Untuk Mereka yang Suka Mengaku-ngaku!

Seperti yang selama ini kita kenal bahwa kemunitas Muslim Sunni (ASWAJA) adalah mencintai dan menghormati Ahlulbait, keluarga dan keturunan Nabi saw. bahkan lebih dari itu mereka mengklaim sebagai pewaris sejati ajaran Ahlulbait as. (dan bukan Syi’ah)… Ketika kaum Syi’ah menegaskan bahwa mereka adalah pengikut Ahlulbait as. dan mazhab mereka dinamakan mazhab Ja’fari karena Imam Ja’far-lah yang terbuka kesempatan di masa beliau untuk mewariskan ajaran leluhur beliau para imam suci Ahlulbait as. yang mereka warisi dsari Nabi mulia Muhammad saw…. ketika kaum Syi’ah menyatakan itu… segera teman-teman Ahlusunnah berteriak mengatakan: Bohooong! Syi’ah bukan pengikut Imam Ja’far… bukanpengikut Ahlulbait! Kamilah Ahlusunnah pengikut sejati Imam Ja’far!

Baca lebih lanjut

Benarkah ِAhlusunnah Lebih Mengandalkan Pendapat Umar Dari Hukum Allah dan Rasul-Nya?

Buat Kaum Salafi Yang Sok Sunnati!

Dengan memonopoli nama Ahlusunnah, mereka berusaha mempropagandakan bahwa merekalah pewaris sejati ajaran Rasulullah saw.! tetapi, benarkah demikian kenyataannya, bahwa ajaran agama mereka (kaum Sunni) itu murni diambil dari Sunnah Nabi saw.? banyak kekhawatiran bahwa yang demikian itu hanya sekedar propaganda yang untuk sementara waktu mampu menawan pikiran sebagian kaum awam. Namun dengan meneliti lebih dalam hakikat ajaran mazhab mereka akan segera dikethui bahwa tidaklah demikian kenyataaannya. Baca lebih lanjut

Ahlu Sunnah Versus Ahli Bid’ah!

Ahlu Sunnah Versus Ahli Bid’ah!

Berebut Merek Lupa Esensi

Dua istilah yang sejak lama telah dimonopoli kelompok tertentu untuk mempropagandakan validitasnya dalam mewakili Sunnah dan ajaran murni Islam! Kelompok tertentu itu mengklaim bahwa kelompoknya-lah satu-satunya yang mewakili ajaran/Sunnah Nabi saw. secara utuh dan kâffah! Sedangkan kelompok lain adalah Ahli Bid’ah yang menyimpang dari kemurnian ajaran dan Sunnah Nabi Islam! Baca lebih lanjut

Syi’ah Dan Abdullah ibn Saba’ (Bagian 7)

Sebab Sesungguhnya Pemberontakan Atas Khalifah Utsman ibn Affan

Selagi kita sedang membahas dongeng palsu yang menyebutkan bahwa pemberontakan atas Khalifah Utsman adalah didalangi oleh Abdullah ibn Saba’ dan antek-anteknya yang teracuni pikiran jahat lagi sesatnya… Maka pasti kita ingin mengetahui sebab pasti sesungguhnya yang memicu pemberontakan yang berakhir dengan terbunuhnya Khalifah ketiga Utsman ibn Affan.

Seperti telah diisyaratkan dalam lembaran-lembaran sebelumnya bahwa ketidak-puasan dan kemudian pemberontakan kaum Muslim terhadap Khalifah Utsman tidak lain adalah dipicu oleh faktor-faktor eksternal daan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di masa kekhalifahan Utsman. Dan yang demikian itu bukanlah rahasia bagi Anda yang membaca dan meneliti sejarah masa kekhalifahan Utsman, khususnya paruh terakhir masa kekhalifahannya. Baca lebih lanjut

Dahulu Bani Umayyah Memerangi Imam Ali! Kini Salafy Wahhâbi Memerangi Syi’ah Ali!

Dahulu Bani Umayyah Memerangi Imam Ali! Kini Salafy Wahhâbi Memerangi Syi’ah Ali!

Perda Anti Syi’ah Itu Sudah Ketinggalan Zaman!

Jika dahulu bani Umayyah,  dimulai dengan Abu Sufyan, Mu’awiyah dan Yazid kemudian setelahnya dilanjutkan oleh para penguasa tiran bani Umayyah tak henti-hentinya dengan segala cara memerangi Imam Ali as. simbol Islam dan keimanan… Mulai kekerasan teratur yang mereka langsungkan semasa hidup Nabi saw. terhadap Nabi saw dan Ahlulbait as. serta para sahabat setia beliau hingga mengobarkan peperangan demi peperangan; peran Badar, Uhud, Khandaq dll sebagaimana dicatat dalam sejarah… semua itu telah mereka lakukan untuk memusnahkan Dakwah Islam tetapi hasilnya adalah Islam terus berjaya hingga kota Mekkah (yang saat itu menjadi benteng terakhir kemusyrikan) ditaklukkkan… Islam berjaya… Abu Sfyan, Mu’awiyah, Yazid (abang Mu’awiyah, bukan Yazid anaknya) dan sisa-sisa aimmatul kufri/gembong-gembong kekafiran (bukan-bukan sekedan gembong kaum Musyrik, perhatikan baik-baik!) lainnya betekuk lutut di hadapan kejayaan Islam dan Nabi Muhammad saw. dan kegigihan perjuangan Ali bin Abi Thalib as. dan para sahabat setia lainnya. Baca lebih lanjut

Islam Ahlusunnah Bukan Islam Bani Umayyah! (II)

Islam Ahlusunnah Bukan Islam Bani Umayyah! (II)

Bahaya Islam Umawi Dalam Merusak Agama!

Persembahan Buat Para Salafiyyîn Pemuja Pohon Terkutuk!

Mu’awiyah Menentang Hukum Allah dan Rasul-Nya dengan Biadab!

Seperti telah disinggung dalam artikel sebelumnya bahwa sulit rasanya menghitung-hitung kejahatan Mu’awiyah dan rezimnya terhadap agama ini dan kehormatan hukumnya serta kemuliaan Nabi-nya! Mengakui Ziyâd bin Ubaid (nama asli ayah Ziyâd dari pasangan istri bernama Sumayyah) sebagai anak Abu Sufyân padahal Sumayyah ketika hamil ia masih sah berstatus sebagai istri Ubaid adalah penentangan terang-terangan yang sulit bahkan mustahil dicarikan pembelaannya. Sebab dalam hukum Islam yang diketahui umum oleh semua kaum Muslim baik yang awam apalagi yang berilmu bahwa setiap anak akan diikutkan penasabannya kepada bapak sah bukan kepada bapak biologisnya!

Baca lebih lanjut

Syi’ah Dan Abdullah ibn Saba’ (Bagian 5)

Mengapa Harus Abdullah bin Saba’?

Dalam menjawab pertanyaan di atas, akan terlihat inti permasalahan dalam peluncuran serangkaian episode dongeng Abdullah ibn Saba’. Sebab apabila ditelusuri benang merah dan dicari argumentasinya dalam Al Qur’an dan Sunnah, akan tampaklah pemikiran Syi’ah tentang konsep imamah dan seluruh hal yang terkait dengannya, serta polemik yang terjadi antara mereka dan penganut sekte-sekte Islam lain. Konsep Syi’ah tentang wasiat, kemaksuman dan lainnya akan menyingkirkan mereka yang tidak memenuhi syarat di atas dari panggung imamah dan kepemimpinan umat. Dan ini adalah bencana besar bagi pemikiran non-Syi’ah, yang akan menggoyah kemapanan kemapanan keberagamaan mereka. Oleh karenanya, pemikiran mereka harus dikaitkan dengan sumber non-Islam dan  diidentikkan dengan pemikiran Yahudi. Maka diciptakanlah lakon yang mereka sebut dengan nama Ibnu Saba’ untuk menjadi kambing hitam dan agar semua kecaman dialamatkan kepadanya, sebab dialah yang telah merusak kesatuan umat Islam dan mencemari kesucian ajarannya. Baca lebih lanjut

Syi’ah Dan Abdullah ibn Saba’ (Bagian 4)

Komentar Doktor Ali al-Wardi dalam Kitab Wu’âdz as-Salâthin 

DR. Ali al-Wardi –dosen Universitas Baghdad- dalam kitabnya Wu’âdh as Salâthîn mengawali komentarnya dengan menyebut sebuah peristiwa yang ia alami dengan seorang pendeta, ia mengatakan, “Pada suatu hari saya mendengar seorang pendeta sedang mengolok-olok Islam, ia berkata, “Perhatikan agama ini, di kala ia berada di puncak kejayaan dan kemenangannya, ia terjatuh dalam perangkap seorang asing sejarah tidak mengenal banyak hal tentangnya. Pada saat sahabat-sahabat Muhammad menguasai masyarakat Islam dan menyebarkan ajaran Nabi mereka, kita melihat ada seorang Yahudi masuk ke tengah-tengah masyarakat tersebut dan merobek-robeknya tanpa ada yang mengangkat tangannya untuk mengusir atau menyiksanya.”[1]   Baca lebih lanjut