Fatwa Sayyidina Umar: Boleh Hukumnya Merubah-rubah Teks Suci Al Qur’an!

Apa pendapat Anda tentang fatwa di bawah ini: “Tidak ada kewajiban membaca Al Qur’an sesuai dengan teks asli yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw., baik dalam shalat maupun di luar shalat! Tetapi boleh hukumnya mebaca Al Qur’an dengan redaksi apapun asal sesuai dengan maknanya atau yang mirip dengan maknanya! Yang penting jangan Anda rubah ayat tentang azab/siksa/murka menjadi ayat rahmat atau sebaliknya. Barang siapa membacanya Al Qur’an sesuai dengan syarat di atas maka bacaannya sah dalam pandangan syari’at! Dia adalah Qur’an yang diturunkan Allah. Sebab Allah telah mengiznkan manusia membaca Kitab suci terakhir dan mu’jizat Nabi-Nya dengan redaksi apapun yang kita buat sendiri dengan memerhatikan syarat sederhana di atas!

Kira-kira apa tanggapan dan sikap Anda terhadap fatwa seperti di atas? Mungkin Anda akan mengatakan di pencetus fatwa di atas adalah seorang yang fasik atau bahkan kafir!

Tetapi jangan terburu-buru dan gegabah menvonisnya dengan vonis apapun, sebab fatwa itu telah dicetuskan oleh Sayyidina Umar, Khalifah Nabi saw.! Baca lebih lanjut

Keutamaan Mempelajari Alqur’an Dalam Riwaya-riwayat para Imam Suci Ahlulbait as.

Banyak sabda-sabda Nabi saw. dan Ahlulbait suci as. yang menekankan pentingnya dan keharusan mempelajari Alqur’an, dan tidak sedikit praktik-praktik Nabi saw. yang menekankan hal itu. Di bawah ini akan disebutkan beberapa hadis darinya. Baca lebih lanjut

Al Qur’an Dalam Sabda Para Imam Ahlulbait asS

Dalam kesempatan ini, saya akan mengajak pembaca melihat langsung hadis-hadis Nabi saw. dan para Imam suci Ahlubait as. Dalam riwayat Syi’ah Imamiyah Ja’fariyah tentang Al Qur’an; hakikat, keagungan dan keistimewaannya. Baca lebih lanjut

Al Qur’an al Karim Dalam Hadis-hadis Ahlulbait as.

Dalam kesempatan ini, saya akan mengajak pembaca melihat langsung hadis-hadis Nabi saw. dan para Imam suci Ahlubait as. Dalam riwayat Syi’ah Imamiyah Ja’fariyah tentang Al Qur’an; hakikat, keagungan dan keistimewaannya. Baca lebih lanjut

Al Ghuluw Di Kalangan Ahlusunnah wal Jama’ah!

Selamanya Syi’ah tak henti-hentinya menjadi sasaran panah-panah beracum kecaman kaum Nawashib dan mereka yang terpengaruh oleh provokasi mereka… beragam kemacaman telah dilontarkan kepada Syi’ah demi menjauhkan kaum Muslimin dari ajaran Ahlulbiat Nabi as…. Tidak jarang kesengajaan mengaburkan kebenaran mazhab Syi’ah dengan mengaitkan mazhab mereka dengan unsur Yahudi, Persia dan semua ukmum yang merusak Islam…. Baca lebih lanjut

Tokoh-tokoh Ulama Ahlusunnah Yang Meyakini Terjadinya Tahrîf (3)

Di antara tokoh sentral Ahlusunnah wal Jama’ah yang meyakini telah terjadinya perubahan/Tahrîf pada Al Qur’an adalah Mujâhid ibn Jabr.

Dalam keyakinannya yang tidak ia rahasikan, Al Qur’an yang sekarang ada ini tidak lagi utuh, telah banyak bagian yang hilang, di samping yang tersisa sekarang ini juga mengalami banyak perubahan.

Data-data di bawah ini akan membuktikan keyakinan tokoh besar Ahlusunnah generasi Tâbi’în tentang Tahrîf Al Qur’an. Baca lebih lanjut

Keyakinan Para Tokoh Syi’ah Imamiyyah Akan Keterjagaan Al Qur’an Dari Tahrîf. (1)

Telah banyak fitnah dan kepalsuan disebarkan yang mengatas-namakan para pemuka dan tokoh ulama Syi’ah bahwa mereka meyakini dan menyatakan secara tegas terjadinya tahrîf Al Qur’an. Nama-nama pemuka seperti Syeikh Mufid, Faidh al Kâsyâni dll. dimasukkan dalam daftar mereka yang meyakininya…. Sementara pernyataan dan penegasan mereka akan keterjagaan Al Qur’an dari tuduhan tahrîf sangat jelas tanpa ada sedikti pun kesamaran. Akan tetapi para penabur fitnah itu enggan kecuali memutar balikkan pernyataan-pernyataan mereka. Dam kemudian menuduh bahwa demikian sebenarnya akidah Syi’ah tentang Al Qur’an. Ia telah meharraf! Baca lebih lanjut

Tokoh-tokoh Ulama Ahlusunnah Yang Meyakini Terjadinya Tahrîf (2)

Tokoh-tokoh Ulama Ahlusunnah Yang Meyakini Terjadinya Tahrîf (2)

Tokoh ulama Ahlusunnah lain yang juga meyakini terjadinya tahrîf Al Qur’an adalah:

v Seorang Tokoh Besar Ahlusunnah Memporak-Porandakan Kesucian Al Qur’an

Suara sumbang dan pendapat menyimpang tentang telah terjadinya tahrîf pada Al Qur’an telah dipekikkan oleh seorang tokoh Ahli Qira’at terkenal Ahlusunnah wal Jama’ah, sehingga memaksa para ulama Ahlusunnah untuk membantahnya dan membongkar kesalahannya, walaupun terkesan adanya upaya untuk menutup-nutupi identitas dan jati diri si alim yang meyakini terjadinya tahrîf tersebut. Baca lebih lanjut

Menjawab Sidogiri (8)

· Muhammad ibn Ibrahim an Nu’mani (ulama Syi’ah abad ke 5)

An Nu’mâni adalah seorang ulama agung dan terpercaya di mata ulama ahli jarh wa ta’dîl.

Beliau menulis sebuah buku berjudul al Ghiabah. Dalam kitab tersebut terdapat riwayat yang dapat dianggap sebagai bukti terjadinya tahrîf Al Qur’an. Dalam riwayat tersebut dikatakan bahwa Al Qur’an yang kelak dibawa Imam Mahdi as. berbeda dengan Al Qur’an yang sekarang beredar ini.[1]

Baca lebih lanjut

Menjawab Sidogiri (7)

Menguak Tuduhan Palsu Tim Sidogiri Terhadap Ulama Syi’ah (2)

Setelah kita saksikan kepalsuan tuduhan kepada Syeikhuna al Ajalla Fadhl ibn Syâdzân bahwa beliau telah menyatakan secara tagas terjadinya tahrîf… kini mari kita ikuti bersama kepalsuan tuduhan lain yang dilontarkan Tim Sidogiri. Baca lebih lanjut

Naskh Tilawah Adalah Tahrîf Terselubung

Keyakinan Kaum Muslimin Tentang Tahrîf Al Qur’an

Hal yang masyhur di antara umat Islam adalah bahwa Al Qur’an terjaga dari tahrîf, baik pengurangan apalagi penambahan… dan apa yang terangkum di antara dua sampul mush-haf adalah total Al Qur’an yang pernah diterima Nabi Muhammad saw.

Keyakinan ini telah ditegaskan para tokoh dan pembesar dari dua mazhab besar Ahlusunnah dan Syi’ah Imamiyah Ja’fariyah Itsâ ‘Asyariyah.

Baca lebih lanjut

Menjawab Sidogiri (6)

Menguak Tuduhan Palsu Tim Sidogiri Terhadap Ulama Syi’ah (1)

Menguak Tuduhan Palsu Tim Sidogiri terhadap Fadhl ibn Syâdzân

Adalah hal gamblang yang tidak perlu diperpanjang pembicaraan dan pembuktian atasnya adalah bahwa kita tidak boleh menisbahkan sebuah keyakinan kepada golongan tertentu kecuali berdasarkan pernyataan dan penegasan para tokoh dan pembesar mazahab tersebut dan dengan bersandarkan kepada sumber-sumber mu’tamadah yang dapat dipertanggung jawabkan. Baca lebih lanjut

Mengungkap Kecurangan Saudara el-Askari

Seperti telah saya janjikan bahwa saya akan menanggapi secara terpisah komentar saudara el-Askari pada:

https://jakfari.wordpress.com/2008/03/19/menjawab-sidogiri-

Kini tanggapan itu saya hadirkan di sini.

Dalam komentarnya, sudara el Askari melakukan kecurangan demi memojokkan Sayyid Imam al Khû’i (Rahmatullah ‘Alaih) dengan memenggal dan tidak menyebut dengan lengkap komentar beliau.

el Askari menukil demikian:

ان القول بنسخ التلاوة هو بعينه القول بالتحريف والإسقاط

Di kesempatan lain ia juga berkata:

ان القول بالتحريف هو مذهب أكثر علماء أهل السنة لأنهم يقولون بجواز نسخ التلاوة.

(Lihat al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an li al-Khu’i hlm. 205)

Baca lebih lanjut

Naskh Tilawah Antara Pendukung dan Penentangnya

Sikap Ulama Islam Tentang Hadis-hadis Perubahan Al Qur’an

Menyaksikan terang dan tegasnya hadis dan riwayat yang menyebutkan adanya perubahan atas Al Qur’an, maka perlu kiranya kita menyimak apa kata ulama Islam tentangya. Sebab pada kenyataannya umat Islam telah menyakini keterjagaan Al Qur’an dari perubahan, sementara riwayat-riwayat dan data-data yang ada tidak mendudukngnya bahkan justru sebaliknya. Jadi adalah sebuah keniscayaan untuk diberi penjelasan tentangnya.

Di sini dapat disebutkan bahwa di antara ulama Islam ada yang menerima apa adanya riwayat-riwayat tersebut dan menetapkan adanya perubahan, walaupun suara mereka tidak mewakili suara mayoritas umat Muslim. Sementara sebagian lainnya menerima dengan meyakini bahwa kekurangan yang ada sebagai disebut dalam riwayat-riwayat itu adalah tergolong ayat-ayat yang telah digugurkan/dimansukh-kan bacaannya.

Untuk lebih dalam mari kita teliti apa dan bagaimana konsep naskhh tersebut.  Baca lebih lanjut

Menjawab Sidogiri (4)

v Ayat Kedua:

Diriwayatkan dari Abu Bashîr dari Imam Ja’far as. beliau berkata tentang firman Allah SWT.:

وَ مَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَ رَسُولَهُ (في ولايَةِ علِيٍّ و ولايَةِ الأئمَّةِ من بَعْدِهِ) فَقَدْ فازَ فَوْزاً عَظيماً.

“Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya [dalam wilayah/kepemimpinan Ali dan para imam setelahnya], maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzâb [33];71). Demikianlah ia turun.”

(HR. Al Kâfi, Kitâbul Hujja, Bab Fîhi Nukat wa Nutaf Min at Tanzîl Fî all Wilâyah,1/414 hadis no.8 dengan ta’lîq Ali Akbar al Ghiffâri dan,1/342 tanpa ta’lîq).

Dengan tamabahan kalimat: في ولايَةِ علِيٍّ و ولايَةِ الأئمَّةِ من بَعْدِهِ.

Baca lebih lanjut